Jaga Stabilitas, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan

Jumat, 17 November 2017 – 07:27 WIB
Bank Indonesia. Foto: Ilana Adi Perdana/Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Tidak ada yang berubah dari BI 7-days reverse repo rate (BI-7DRRR) yang diputuskan Bank Indonesia (BI).

Bank sentral kembali mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4,25 persen.

BACA JUGA: BI Inisiasi Kolaborasi dengan Puluhan Pesantren

Suku bunga deposit facility juga tetap 3,5 persen dan lending facility tetap lima persen.

Keputusan tersebut diambil untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan.

BACA JUGA: Ini Syarat Pangsa Bank Syariah Tembus 20 Persen

Selain itu, juga untuk mendorong laju pemulihan ekonomi dengan tetap mempertimbangkan dinamika perekonomian global maupun domestik.

Di sisi lain, BI tetap mewaspadai sejumlah risiko yang berasal dari global.

BACA JUGA: 68,38 Persen Desa di Indonesia Berstatus Tertinggal

Yaitu, berkaitan dengan rencana pengetatan kebijakan moneter di negara ekonomi maju.

”Selain itu, risiko dari domestik seperti belum menguatnya peningkatan konsumsi rumah tangga dan intermediasi perbankan juga terus diwaspadai,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangannya, Kamis (16/11).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2017 sebesar 5,06 persen secara year on year (yoy).

BI memperkirakan, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada 2017 sebesar 5,1 persen.

Sementara itu, nilainya akan meningkat lebih tinggi di kisaran 5,1–5,5 persen pada 2018.

Defisit transaksi berjalan tercatat 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Capaian tersebut membaik dari defisit kuartal sebelumnya, yakni 1,91 persen PDB.

Penurunan defisit transaksi berjalan itu seiring dengan ekspor yang meningkat secara nilai dan volume.

Namun, impor juga meningkat seiring dengan kenaikan permintaan domestik.

Sementara itu, rupiah melemah pada Oktober 2017 yang dipengaruhi faktor eksternal.

Secara rata-rata harian, selama Oktober rupiah melemah 1,63 persen menjadi Rp 13.528 per dolar AS (USD).

Penguatan USD secara global merupakan dampak dari respons pasar keuangan terhadap dinamika proses pencalonan pimpinan The Federal Reserve, normalisasi kebijakan moneter, meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga, serta rencana reformasi pajak di AS. (rin/c6/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Pihak Ketiga Tembus Rp 4.236 Triliun


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler