Jakarta Dilanda Corona, Pemilik Kos-kosan Tolak Calon Penyewa yang Bersin-Bersin

Rabu, 18 Maret 2020 – 15:53 WIB
Leni (67) salah seorang pemilik indekos di kawasan Pasar Baru Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Foto: ANTARA/Muhammad Zulfikar

jpnn.com, JAKARTA - Sejak ditemukannya kasus virus corona di wilayah Jakarta, beberapa pemilik kos-kosan memberlakukan seleksi ketat bagi calon penyewa. Hal-hal yang tadinya sepele seperti batuk atau bersin bisa jadi alasan mereka menolak memberikan kamar.

Hal itu diungkapkan salah satu pemilik rumah kos di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Dia mengaku sengaja menerapkan standar ketat lantaran takut tertular virus corona.

BACA JUGA: Gugus Tugas Kembangkan Sistem Pendeteksi Corona

"Sejak virus ini merebak di Jakarta, saya jadi khawatir dan selektif betul dalam menerima calon penyewa kamar," kata salah seorang pemilik indekos, Leni (67), di Jakarta Pusat, Rabu (18/3).

Cara selektif yang dilakukan ialah menanyakan riwayat perjalanan, tempat kerja, asal usul termasuk memperhatikan secara kasat mata tanda-tanda atau gejala penyakit tertentu dari calon penyewa kamar.

BACA JUGA: Giliran Tiongkok Minta Warganya Jauhi Negara Terdampak Virus Corona

"Misalnya saat berkomunikasi dia bersin, batuk dan sebagainya maka saya tolak secara halus agar dia juga tidak merasa tersinggung," ujar dia.

Selain itu, Leni mengaku secara rutin terus menjaga kebersihan lingkungan indekos. Para penyewa juga sudah memiliki kesadaran dengan menyediakan hand sanitizer atau pembersih tangan.

BACA JUGA: Cegah Hoaks Corona, Ruhut Sitompul Sarankan Penutupan Medsos

Sejak pemerintah menetapkan kebijakan karyawan untuk bekerja di rumah, sebagian penyewa indekos miliknya memilih pulang ke kampung halaman masing-masing. "Ada yang pulang ke Bandung, Bogor dan Medan," ujar dia.

Indekos yang dikelolanya sejak 2018 tersebut memiliki delapan kamar dilengkapi ventilasi atau ruang pergantian udara. Terkait harga sewa kamar, Leni mematok Rp800 ribu per bulan.

Pengelola indekos lainnya, Hendra mengatakan hingga kini belum ada pembatasan untuk menerima calon penyewa kamar.

Namun, ke depan bisa saja diterapkan mengingat dampak COVID-19 makin meluas. "Mungkin akan ada pertimbangan pembatasan dulu karena kami juga khawatir calon penyewa itu bisa saja terinfeksi virus," ujar dia.

Dia mengatakan total terdapat 12 kamar kos, dua di antaranya masih kosong karena penyewa sebelumnya pindah. Setiap kamar dilengkapi ventilasi dan pendingin ruangan (AC).

Terkait kebersihan, setiap harinya selalu ada petugas yang membersihkan dan mengambil sampah. "Untuk harga sewa kamar beda-beda mulai dari R p1,6 juta hingga Rp 1,7 juta per bulan," katanya.

Sementara itu, salah seorang penyewa indekos di Jakarta Pusat Asep, mengaku cukup waswas sejak wabah virus asal China tersebut mulai merebak di Tanah Air. "Saya jadi khawatir juga, apalagi kalau ada calon penyewa baru karena kita tidak tau dia sehat atau malah terinfeksi," kata dia. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler