jpnn.com, JAKARTA - Indonesia-Observer Research Foundation (ORF), bekerja sama dengan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Kedutaan Besar India di Jakarta, menyelenggarakan Jakarta Futures Forum (JFF) perdana pada 2 dan 3 Mei 2024.
JFF merupakan perwujudan dari visi jangka panjang dan komitmen kedua negara untuk membangun masa depan yang bermakna dan inklusif bersama.
BACA JUGA: FPCI dan Global Citizen Gelar Diskusi Bahas Masalah Internasional dengan Tokoh-Tokoh Dunia
Keberhasilan proyek percontohan ini menjadi bukti fakta bahwa upaya kolektif dan solusi inovatif memang bisa menyatukan dunia tidak hanya tetapi juga mendekatkannya.
India dan Indonesia memiliki kemampuan dan mandat untuk mendefinisikan kembali apa arti inklusi di berbagai sektor dan isu, dengan demikian, memastikan dunia yang lebih adil dan lebih adil.
BACA JUGA: Gelar Indonesia Net-Zero Summit 2023, FPCI Ajak Masyarakat Selamatkan Bumi Â
Saat India dan Indonesia memperingati 75 tahun hubungan diplomatik. Forum tersebut sekaligus untuk merayakan hubungan khusus antara kedua negara maritim ini dengan mengidentifikasi dimensi baru untuk hubungan bilateral serta langkah yang lebih luas dengan Indo-Pasifik.
Untuk mewujudkan visi ini, Jakarta Futures Forum berfokus pada tiga pilar tematik, yaitu Capitalising on Climate: Road to a Sustainable Future; Claiming the Digital Horizons; dan The Road to Equality: Investing in Women-led Sustainable Development.
BACA JUGA: FPCI Mengapresiasi Prestasi Terbaik Politik Luar Negeri Presiden Jokowi
JFF mempertemukan hampir 200 pembuat kebijakan dan praktisi terkemuka dari India, Indonesia, dan negara-negara yang berpikiran sama dari seluruh dunia untuk menggarisbawahi pentingnya tema yang dibahas dan terus maju.
"Saat kita menavigasi dunia multipolar yang penuh dengan persaingan untuk sumber daya, sangat penting bagi India dan Indonesia untuk berkolaborasi dalam isu-isu seperti keamanan iklim dan persaingan geopolitik. Sama seperti pada tahun 1955, ketika kita menolak opsi biner dari blok Timur dan Barat, kita sekarang harus membentuk narasi abad ke-21 untuk Asia, yang mencerminkan aspirasi dan prioritas kita," ujar Dino Patti Djalal, pendiri FPCI.
Sementara Dr. Samir Saran, Presiden Observer Research Foundation menyoroti kebutuhan terkait kedua negara untuk memperluas wilayah keterlibatan bilateral dan regional.
"Beberapa bidang kritis kerja sama dan fokus forum ini termasuk ekonomi digital, aksi iklim, ekonomi biru, dan pembangunan yang dipimpin perempuan. Mengingat ukuran yang cukup besar, hubungan historis, dan komitmen bersama terhadap kebijakan luar negeri yang independen, pendalaman hubungan bilateral antara India dan Indonesia sangat penting untuk membentuk arsitektur regional yang muncul di Asia dan Indo-Pasifik," ujar Saran dalam forum tersebut.
Pada kesempatan yang sama Sandeep Chakravorty, Duta Besar India untuk Indonesia menyoroti bahwa tema konferensi, 'Blue Horizons, Green Growth' terinspirasi oleh kerja sama kehidupan nyata antara kedua negara.
Menurutnya, tema itu mencerminkan kepentingan dan tujuan bersama Indonesia dan India.
JFF ini juga dihadiri oleh Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Indonesia. Sandiaga mengakui Indonesia dan India memiliki kemiripan sejarah.
"Kemiripan sejarah dan budaya yang dimiliki antara Indonesia dan India menghadirkan peluang untuk kolaborasi yang potensial. Kegiatan ekonomi dalam ekonomi biru dan peluang untuk sektor bisnis kedua negara akan menjadi mesin pertumbuhan ganda," ujar Sandiaga.
Dalam Charting New Horizons: Navigating the Evolving Landscape of India-Indonesia Relations in the Indo-Pacific juga menyoroti tiga poin utama:
(1) Ikatan ekonomi India-Indonesia bersinar di tengah volatilitas global dengan dampak perubahan ekonomi.
(2) Perdagangan bilateral melampaui USD40 juta pada tahun 2023, bahkan melampaui perdagangan Indonesia-AS. (3) Dengan konektivitas udara langsung & kemauan kedua belah pihak untuk memperluas ruang lingkup kerja sama, peluang berlimpah.
Duta Besar Sandeep secara ringkas menyimpulkan bahwa kedua negara menyadari potensi pertumbuhan yang berkelanjutan dan beralih ke solusi di luar paradigma yang sudah ketinggalan zaman.
Pada kesempatan JFF tersebut juga ditandatangani MoU oleh Dr. Samir Saran, President, Observer Research Foundation, India dan Dr. Curie Maharani Savitri, Executive Director, Indo-Pacific Strategic Intelligence, Indonesia.
Kerja sama ini telah membuka peluang untuk lebih memperkuat ikatan strategis bilateral dan merangkul semangat inklusi JFF dengan mengedepankan upaya Diplomasi Track 1.5 dalam hubungan bilateral India-Indonesia. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi