Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan tragisnya lagi kemacetan yang parah itu terjadi di sekitar kantor polisi terutama di Polda Metro Jaya sepanjang hari
BACA JUGA: Ratusan Gubuk Liar di Kolong Tol Ditertibkan
"Aparat polisi lalu lintas seakan tidak mampu memberi formula untuk merekayasa dan mengurai kemacetan itu, selain pasrah," keluh Neta, kepada pers di Jakarta, Kamis (27/10).Tragisnya, kata Neta lagi, pada saat bersamaan di lokasi yang lain oknum-oknum polisi lalu lintas Polda Metro Jaya asyik melakukan jebakan-jebakan untuk melakukan pungutan liar kepada masyarakat yang frustrasi dengan kemacetan yang parah.
"Saat ini ada 40 titik lokasi penjebakan yang dilakukan oknum polisi lalu lintas di Jakarta," katanya.
Dikatakan, aksi menjebak pengendara untuk melakukan pungutan liar itu terus-menerus dibiarkan
Menurut dia, keempat puluh titik yang kerap dijadikan ajang pungutan liar itu terjadi hampir di seluruh jalur busway
BACA JUGA: Minta E-KTP, Warga Tanah Merah Geruduk Kemendagri
Selain itu, lanjut dia, hampir di seluruh fly over dan underpass, seperti di Pasar Minggu, Pramuka, Tanah Tinggi, Pesing dan lain-lain"Kenapa dikatakan menjebak, karena polisi bukannya mengurai kemacetan di titik kemacetan
BACA JUGA: Desember, Koridor XI Ditarget Selesai
Mereka malah berdiri tersembunyi di ujung jalan, akhirnya pengendara yang frustrasi dengan kemacetan, nekat menerobos masuk jalur busway dan kemudian dijebak," ungkapnya.Seharusnya, kata dia, kalau polisi memang ingin mengurai kemacetan dan memberikan imbauan kepada masyarakat, mereka berdiri di depan di titik kemacetan"Aksi polisi ini sudah banyak dikeluhkan publik tapi para petinggi Polda Metro Jaya tetap saja tidak peduli dan membiarkannya," tegas Neta. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pipit Kembali Panjat Tower Listrik Tegangan Tinggi
Redaktur : Tim Redaksi