jpnn.com - MAKASSAR- Sekitar satu juta orang tumpah ruah mengikuti Jalan Gembira Bersama Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di kawasan Monumen Mandala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (24/9) pagi.
Dari kesaksian salah satu warga Makassar Abdul Madjid Sallatu (75 tahun) terungkap, belum pernah massa berkumpul sebanyak itu di Kota Daeng tersebut.
BACA JUGA: Menurut Anies Makam Pangeran Diponegoro Sudah Tepat Berada di Makassar
"Kalau yang seperti tadi kayaknya baru pertama kali terjadi. Itu di atas satu juta orang yang hadir," katanya.
Pensiunan dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) ini sempat datang ke lokasi.
BACA JUGA: Disambut Jutaan Massa di Makassar, Anies Pengin AMIN & Partai Koalisi Menang Pemilu
Namun, dia langsung pulang karena melihat begitu banyak massa yang berdatangan.
"Saya memang terlambat. Jam enam lewat sedikit baru ke sana. Saat hendak mencapai dekat-dekat monumen, saya enggak mampu. Jadi saya balik. Saya takut sesak napas. Bisa pingsan saya melihat orang banyak begitu," kata mantan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Unhas ini.
BACA JUGA: Resmikan 2 Posko Pemenangan di Makassar, Anies Puji Semangat Sukarelawan Sulsel
Lokasi acara hanya berjarak sekitar 500 meter dari kediamannya.
Istrinya juga sebenarnya sudah mencegah dia hadir ke acara tersebut.
Namun, dia bersikeras tetap berangkat untuk memberikan dukungan kepada pasangan AMIN, akronim Anies-Muhaimin.
"Istri saya sebenarnya sudah tidak izinkan. Jadi saya dikasih pengawal untuk jaga saya. Kebetulan di rumah ada security. Saya diantar naik mobil," katanya.
Dia melihat betapa antusiasnya masyarakat. Tidak hanya dirinya, banyak warga yang juga sudah sepuh bahkan dari kaum perempuan juga datang.
"Coba bayangkan, di tempat saya lewat itu ada ibu-ibu tua sampai bawa bekal. Dia buka boksnya. Artinya mereka sejak subuh sudah di situ. Saya betul-betul terperangah," kata begawan ekonomi yang masih produktif menulis ini.
Pulang ke rumah karena tidak sanggup untuk melanjutkan ikut Jalan Gembira, dia lalu mengikuti jalannya kegiatan tersebut lewat media, termasuk lewat Whatsapp.
"Semua orang menyebarkan informasi banyaknya massa yang hadir. Saya cek di kampus begitu juga. Mahasiswa membeludak," kata Pak Madjid, sapaan akrabnya. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan