Jalan Lintas Pantai Barat Longsor

Minggu, 23 November 2014 – 15:18 WIB

jpnn.com - MADINA – Jalan lintas Pantai Barat tepatnya di Desa Ranto Sore, Kecamatan Linggabayu, Mandailing Natal (Madina), Sumut, longsor, Sabtu (22/11) sekitar pukul 16.30 WIB.

Akibatnya, hingga Sabtu sore sekira 18.00 WIB terjadi antrian panjang ýhingga radius satu kilometer.

BACA JUGA: Melintas, Jembatan Putus, Supir Truk Kabur

Informasi dihimpun Metro Tabagsel (Grup JPNN) dari salah satu warga Simpang Gambir, Dirmin, sejak siang hujan deras mengguyur wilayah Pantai Barat.

Sorenya sekira pukul 16.30 WIB, bukit di pinggir jalan lintas Pantai Barat itu longsor, dan titik longsor di Ranto Sore ini sudah berulang kali terjadi dan selalu menyebabkan antrean panjang kendaraan.

BACA JUGA: BEC Sajikan Tarian Mistis Penolak Bencana

Menurut Dirmin, antrian kendaraan akan terus bertambah apalagi setiap hari Minggu di Simpanggambir ada pekan atau pasar.

Masyarakat setempat berharap, Dinas Bina Marga Provinsi Sumut dan Pemkab Madina agar menyeriusi pekerjaan jalan lintas Pantai Baratý, sehingga tidak terulang lagi kejadian longsor di titik yang sama.

BACA JUGA: Geng Motor Amuk Warga, 4 Orang Bersimbah Darah

Bagi yang ingin melewati jalan lintas Pantai Barat, diimbau agar selalu waspada dan hati-hati melintas, mengingat curah hujan belakangan ini cukup tinggi.

Di samping itu, mulai dari perbatasan Panyabungan Selatan-Batang Natal hingga ke Kecamatan Linggabayu, terlihat ada beberapa titik rawan longsor.

Pantauan Metro Tabagsel, Sabtu (22/11), jalan lintas Pantai Barat di perbatasan Panyabungan Selatan dengan Batang Natal, kondisi badan jalan dipenuhi lobang, dan di pinggir jalan terlihat bukit dan di sisi kanan jalan ada jurang. Ada beberapa titik berpotensi longsor.

Selanjutnya, di perbatasan Batang Natal dengan Kecamatan Linggabayu juga didapati beberapa titik longsor.

Untuk jalan yang mengalami longsor kecil, saat ini warga desa yang dekat dengan titik rawan longsor terus mengerjakan pembersihan jalan dari material bekas  longsor.

Sebagai upah mereka memperbaiki jalan, setiap mobil yang melintas dengan suka rela memberikan sumbangan uang kisaran Rp1.000 hinga Rp5.000 per mobil.

“Kami hanya khawatir jika dibiarkan, material longsor kecil di badan jalan bisa mengganggu arus lalu lintas, sementara alat berat datang hanya jika sudah terjadi longsor yang sebabkan antrian panjang,” ujar Ilham, warga Desa Tarlola, Panyabungan Selatan, yang ikut membersihkan material longsor dan menutupi lobang di badan jalan dekat desa mereka. (wan)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus HIV/AIDS di Magelang Meningkat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler