Jalani Beragam Warna Kehidupan

Jumat, 30 Juli 2010 – 13:48 WIB
Cantik, ramah, supel, cerdas, dan ambisiusItulah sosok yang tampak dalam diri Maya Miranda Ambarsari SH MIB, presiden direktur PT Indo Multi Niaga  dan PT Indo Multi Cipta, perusahaan pertambangan emas

BACA JUGA: Bekerja Seperti Dirigen

Selama karirnya, dia pernah terjun di bidang hukum, politik, seni, dan bisnis.



KEHIDUPAN
Maya Miranda Ambarsari SH MIB punya beragam warna
Dia menghabiskan waktunya sejak kecil di Palembang, Sumatera Selatan dan Bengkulu

BACA JUGA: Pencipta Aplikasi Radar Bakmi di BB

”Saya lahir di Palembang, tapi saya berdarah Bengkulu
Di Palembang saya sampai kelar tiga SD (sekolah dasar),” ujar wanita berambut panjang ini .
   
Saat duduk di kelas 2 SMP, Maya bersama keluarga harus pindah ke Jakarta

BACA JUGA: Sukses di Dunia Maya

Kebetulan, ayahnya yang bekerja di Departemen Perhubungan dimutasi ke ibu kota”Dulu ayah memang suka pindah kerja, tapi sekarang sudah pensiun dan terakhir menjabat sebagai staf ahli menteri,” jelasnya

Bakat dan kemampuan Maya sudah tampak sejak duduk di bangku sekolahDi SMA, dia pernah menyabet finalis French Poets Competition tingkat SMA se-Jabodetabek yang digelar IKIP (Institut keguruan dan ilmu pendidikan), Jakarta.

Usai lulus SMA, Maya lantas melanjutkan pendidikan ke Fakultas Hukum Universita Pancasila (UP), Jakarta pada 1991Saat mengikuti penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), dia sempat menyabet predikat peserta terbaikSelama di kampus Maya juga aktif dalam berbagai kegiatanSalah satunya menjadi MC (Master of Ceremony) untuk beberapa kegiatan baik formal maupun informal di Fakultas Hukum UP

Di sela-sela kuliahnya, dia mencoba menggeluti dunia seni dari 1991-1997Maya pernah menjadi model di catwalk, koreografer, dan juri di sejumlah even modeling di JakartaPada 1995, Maya menyelesaikan studi dan bergelar sarjana hukum (SH)Kemudian dia mencicipi dunia lawyer atau pengacara bersama Prof Dr Dimyati Hartono, SH (Dimhart) & Associates Law Firm”Saya pernah menangani berbagai kasusSelama menjadi pengacara, saya banyak memperoleh pelajaran yang berharga, khususnya dari Pak Dimyati,” ujar suami dari Ir Andreas Reza MH. 
   
Pada 1999, bersama Dimyati dan beberapa orang, Maya mendirikan Lembaga Demokrasi Indonesia Baru (LDIB)Saat itulah, dia mulai terjun ke dunia politik melalui lembaga swadaya masyarakatLDIB sempat mengkritisi kasus jejak pendapat di Timor Timur (Tim Tim)”Di LDIB, saya sempat menjabat sebagai director of international relationSaya juga pernah menjadi head committee untuk beberapa konferensi yang berhubungan dengan politik dan pendidikan demokrasi,” jelas ibu dari Muhammad Khalifah Yusuf
   
Pada 1997, Maya memutuskan melanjutkan pendidikan pascasarjana di AustraliaKali ini, dia lebih memilih ke bidang bisnisSetahun kemudian, dia menyelesaikan gelar Master of International Business (MIB), Swinburne University of Technology, Melbourne     
   
Selama di Negeri Kangguru, Maya masih menekuni dunia modelDia juga aktif di sejumlah kegiatan seperti menjadi anggota komite parade di beberapa Festival Parade Moomba di Melbourne dan anggota komite mahasiswa di kampusnyaKemudian menjadi MC untuk acara formal dan nonformal di Konsulat Jenderal RI (KJRI) di kota yang sama”Saya suka dengan berbagai kegiatanKarena itu, saya aktif di beberapa even dan organisasi,” ujarnya(dew/aro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Piawai Dalam MLM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler