jpnn.com, MAJALENGKA - Jalan nasional penghubung Majalengka-Kuningan diterjang bencana longsor.
Satlantas Polres Majalengka, Jawa Barat, terpaksa memberlakukan sistem buka tutup untuk lalu lintas pada jalur tersebut.
BACA JUGA: Banjir-Tanah Longsor Pesisir Selatan Sumbar, 10 Warga Ditemukan Meninggal Dunia
"Jalan nasional di kawasan Cikijing resmi dibuka kembali sejak Senin (11/3) sore. Namun, kami masih menerapkan sistem buka tutup untuk lalu lintasnya," kata Kepala Satlantas Polres Majalengka AKP Mochammad Ali di Majalengka, Selasa.
Ali menjelaskan bahwa penerapan sistem itu sebagai langkah antisipasi guna mencegah hal tidak diinginkan. Hal ini mengingat jalan nasional yang menghubungkan Kuningan menuju Majalengka sampai Ciamis masih rawan longsor.
BACA JUGA: Padang Pariaman Dilanda Banjir dan Tanah Longsor, 3 Orang Meninggal Dunia
Dari hasil uji coba, menurut dia, menunjukkan kontur tanah di area jalur penghubung ini cukup labil dan saat hujan deras terjadi bisa berpotensi longsor.
Oleh sebab itu, pihaknya memutuskan memberlakukan sistem buka tutup demi keselamatan pengendara serta kebijakan ini bersifat situasional.
BACA JUGA: Basarnas Temukan 2 Korban Longsor dalam Kondisi Meninggal Dunia di Sragen
"Hasil uji coba kemarin sudah bisa dilalui. Namun, kami memutuskan untuk buka tutup jalur," ujar dia.
Saat kondisi cuaca cerah, kata dia, jalur tersebut akan dibuka sehingga para pengendara bisa melintasinya dengan aman. Akan tetapi, jika hujan deras, jalan bakal ditutup dan mereka harus melewati rute alternatif.
Kasatlantas menyebutkan jalur alternatif itu melalui Desa Gunungmanik Majalengka, serta rute Cidulang-Cipulus ke arah Gunung Sirah Kabupaten Kuningan.
"Jadi, sistem ini bersifat situasional. Kami melihat perkembangan cuaca di lapangan mengingat jalurnya masih rawan longsor," tuturnya.
Jalan penghubung yang berada di Kecamatan Cikijing itu, kata dia, hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Sementara itu, mobil minibus atau kendaraan berukuran besar, belum boleh melintasinya.
"Faktor keamanan menjadi pertimbangan utama. Kendaraan bertonase besar bisa lewat jalur alternatif," ucap dia.
Ali mengimbau pengendara yang hendak melewati jalur tersebut harus selalu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan karena kondisi tanahnya belum stabil dan rawan longsor.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean