Jangan Abaikan Pemanasan Sebelum Berolahraga daripada Berakibat Fatal

Minggu, 18 Desember 2022 – 22:25 WIB
Timnas Indonesia U-19 saat melakukan pemanasan sebelum uji coba internal. Foto: Amjad/JPNN

jpnn.com - Pemanasan saat memulai berolahraga sangat penting untuk mempersiapkan kondisi tubuh.

Tujuan pemanasan ialah  mencegah cedera yang umum terjadi karena tidak adanya persiapan atau pemanasan terlebih dahulu.

BACA JUGA: Ini Resep Dokter Boyke Buat Pria Beranu Loyo, Jangan Lupa Pemanasan

"Dalam aktivitas berolahraga, cedera umum terjadi bila tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu," kata dr. Langga Sintong Sp.OT(k), spesialis ortopedi dari Siloam Hospitals, Minggu (18/12).

Cedera pada kaki adalah salah satu contohnya. Tanpa pemanasan, gerakan cepat membuat pergelangan kaki memutar atau melipat hingga meregang terlalu keras.

BACA JUGA: Pengembangan Green Energy Pertamina Kurangi Pemanasan Global & Perubahan Iklim, Harus Kita Dukung

Cedera engkel bisa juga terjadi karena gerakan-gerakan spontan secara cepat, sehingga ligamen di sekitar tulang yang tidak siap terpaksa meregang dan akhirnya robek.

"Cedera pada pergelangan kaki atau tangan dapat terjadi setiap waktu saat beraktivitas ataupun berolahraga," tuturnya.

BACA JUGA: Kurangi Cedera Serius, Begini Teknik Jatuh dari Motor

Oleh karena itu, Langga menegaskan bahwa setiap ligamen mempunyai batasan gerak. Apabila batas gerakan itu terlampaui, yang terjadi ialah struktur ligamen akan meregang dan robek atau cedera.

Dokter Langga juga menyarankan agar kalangan perempuan menghindari penggunaan sepati hak tinggi saat beraktivitas. Menurut dia, sebagian besar dari cedera pergelangan kaki dan tangan yang sifatnya ringan dapat ditangani sendiri serta disembuhkan.

Namun, jika cedera yang dirasakan sangat mengganggu kenyamanan tubuh dan membatasi aktivitas keseharian, penderitanya harus segera ke dokter ahli. 

"Segera konsultasi dengan dokter menjadi kunci penyembuhan terbaik," ujarnya.

Adapun tindakan pertama yang akan sangat membantu proses pemulihan, antara lain, dengan menghentikan aktivitas dan mengistirahatkan kaki, mengompresnya menggunakan es batu, lalu membalut mata kaki sejajar dengan tinggi pinggul. 

"Gunakan penopang dan lainnya dari tenaga terlatih," ungkapnya.

Untuk memastikan tingkat keparahan cedera, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta penunjang, seperti foto rontgen atau USG.

"Pada kasus cedera engkel parah, seperti tendon putus atau patah tulang, penanganan yang dilakukan dapat berupa pemasangan belat atau gips, tindakan operasi, dan fisioterapi," pungkasnya.(esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler