Jangan Adu Domba Rakyat Dengan Quick Count Hasil Manipulasi

Kamis, 10 Juli 2014 – 21:24 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Peneliti senior LIPI Ikrar Nusa Bakti berang melihat adanya perbedaan hasil yang sangat mencolok di antara sejumlah quick count pemungutan suara pemilu presiden (pilpres) 2014. Menurutnya, perbedaan tersebut memperlihatkan adanya manipulasi data oleh lembaga survei.

Ikrar pun menyalahkan elite politik atas terjadinya polemik ini. Ia menilai, nafsu berkuasa para elite membuat mereka menghalalkan segala cara.

BACA JUGA: TV Siarkan Quick Count Ngawur Rentan Ditinggal Publik

“Rakyat jangan diadu domba. Elite politik jangan melakukan pembodohan politik dengan memanipulasi data survei maupun suara dalam real count,” ujar Ikrar kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/7).

Menurut Ikrar, polemik ini harus segera diakhiri dengan melakukan audit terhadap lembaga-lembaga survei yang melakukan hitung cepat. Sehingga nantinya, masyarakat bisa memilah dan menilai mana lembaga yang kredibel  dari rekam jejaknya.

BACA JUGA: KPK Tak Pernah Tidur Awasi Proses Pilpres

Ia juga berharap di tahapan pemilu yang tersisa, tidak ada lagi ditemukan kecurangan-kecurangan dalam bentuk apapun. Diingatkannya semakin mendekati tahapan akhir, potensi kecurangan pun akan semakin besar.

Secara khusus, Ikrar menghimbau para elite untuk tidak memperkeruh suasana dengan manuver-manuver mereka. Terutama yang dapat menggangu netralitas dan kinerja aparat keamanan.

BACA JUGA: KPU Pusat Pantau Rekapitulasi Suara di Lima Wilayah

"Dalam situasi seperti sekarang penjagaan aparat keamanan sangat perlu ditingkatkan. Dan di luar itu, publik perlu terus memantau proses hitung suara di KPU agar jujur, bertanggungjawab dan bebas intimidasi,” tegasnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kwik Sebut Saling Klaim Akibat Maraknya Survei Bayaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler