jpnn.com, JAKARTA - Kuasa hukum eks Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, Aziz Yanuar, menyebut narasi darurat kebohongan dan kezaliman yang diungkap kliennya seusai bebas bersyarat tidak ditujukan kepada instansi atau individu tertentu.
"Tidak spesifik institusi atau pribadi siapa pun, tidak ada," kata Aziz dalam diskusi berjudul Kembalinya Habib Rizieq, Siapa Untung, Siapa Rugi Jelang 2024 yang digelar di Jakarta Selatan, Minggu (24/7).
BACA JUGA: Syahganda Duga Pemerintah Membebaskan Habib Rizieq Karena 2 Alasan ini
Dia mengatakan narasi darurat kebohongan yang diungkapkan Habib Rizieq tidak mengarah atau sudah terjadi di negara tertentu.
Namun, Aziz menyadari banyak kelompok atau oknum tertentu yang mengarahkan seolah pernyataan Habib Rizieq diarahkan ke sosok tertentu.
BACA JUGA: Petinggi Ansor Harap Habib Rizieq Mau Belajar, Lalu Jadi Tokoh BijaksanaÂ
"Jadi, sebenarnya yang disampaikan beliau itu normal-normal saja," ujar pria kelahiran Jakarta itu.
Aziz mengaku akan mengambil sisi positif apabila ada orang atau kelompok yang terganggu dengan pernyataan Habib Rizieq soal darurat kebohongan dan kezaliman.
BACA JUGA: Soal Perlindungan terhadap Bharada E, Apa Analisis Terbaru LPSK?
Misalnya, orang atau kelompok tersebut hendak berintrospeksi sehingga Indonesia bisa lebih baik ke depan.
"Saya berhusnuzan, itu bagian dari instrospeksi mereka saja. Wah, jangan-jangan saya, nih. Jadi, wajar saja. Tidak perlu bereaksi berlebihan," ungkap Aziz.
Sebelumnya, Habib Rizieq terekam berbicara tentang negara darurat kebohongan dan kezaliman dalam sebuah konferensi pers di Petamburan, Jakarta, Rabu (20/7) kemarin atau setelah dinyatakan bebas bersyarat.
Mulanya, Habib Rizieq bicara soal revolusi akhlak yang pernah digaungkan oleh pria kelahiran Petamburan itu.
"Ayo, gaungkan kembali revolusi akhlak, revolusi akhlak dengan cara yang berakhlak," kata Rizieq dalam konferensi pers di Petamburan, Jakarta, Rabu.
Dia kemudian menyinggung kondisi negara yang mengalami kerusakan. Rizieq menilai darurat kebohongan sudah membudaya.
"Bagaimana kita punya negeri di mana-mana ada kerusakan, di mana-mana ada kemungkaran, Saudara, maka kebohongan sudah membudaya dan negeri kita lagi darurat kebohongan," ujarnya. (ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Aristo Setiawan