Jangan Bawa Mama, Mama Saya Masih Hidup....

Kamis, 13 Desember 2018 – 03:42 WIB
Mayat. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, BATAM - Kecelakaan maut itu meninggalkan duka yang mendalam bagi Fanni dan Meri, dua gadis yang tewas dalam tabrakan beruntun di Batam, Kepri.

Keduanya adalah anak kandung dan keponakan Marnis korban yang meninggal dalam kecelakaan tersebut.

BACA JUGA: Tabrakan Beruntun di Batam, Dua Pemotor Tewas

Saat mendatangi kamar jenazah RSUD, kedua wanita muda ini menangis histeris. Tangis keduanya semakin menjadi saat melihat jenazah sang ibu sudah terbujur kaku di atas keranda mayat. Keduanya sempat pingsan tak sadarkan diri saat petugas kamar jenazah hendak membersihkan jenazah sang ibu.

Beberapa saat setelah sadar Fanni anak kandung Marnis kembali menangis hiteris dan bertariak memintah petugas kamar jenazah untuk tidak membungkus jenazah Marnia dengan kain kafan.

BACA JUGA: Puting Beliung, Satu Penerbangan Tertunda Mendarat di Batam

"Jangan dibawa kemana-mana. Mama saya masih bisa jalan. Mama saya tak meninggal. Tadi pagi masih sehat-sehat mama saya," kata Fanni.

Marnis yang baru menjadi single parent meninggalkan tiga orang anak. Nahas yang menimpahnya itu terjadi saat dia akan berbelanja di pasar pagi Jodoh. "Dia ini mau jualan jus gitu. Tadi pagi mau belanja buah ke Jodoh," ujar Iin, tetangga Marnis di kamar Jenazah.

BACA JUGA: Ekspor Kepri ke Amerika Serikat Capai 675 Juta Dolar

Dijelaskan Iin, Marnis kenal sebagai tetangga yang baik dan bertanggung jawab. Dia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggalnya. Kepergian Marnis ini juga membawa duka yang mendalam bagi tetangga-tetangganya. Kemarin para tetangga tampak ramai di kamar jenazah untuk menjemput jenazah Marnis.

Sementara jenazah Abdul Kadir juga langsung dibawa pulang oleh pihak keluarga. Tangis pilu keluarga juga mewarnai proses pembersihan jenazah pegawai rumah sakit Badan Pengawasan (RSBP) Batam di Sekupang itu.

Agung dokter forensik RSUD Embung Fatimah Batam membenarkan kematian dua korban laka lantas itu. Kedua korban meninggal sebelum tiba di rumah sakit. "Datang sini sudah meninggal. Rekap medis sudah saya serahkan ke manajemen. Ke sana saja konfirmasinya," ujar dr Agung.

Rekan kerja Kadir, Siti mengetahui rekannya menjadi salah seorang korban laka lantas dari salah seorang petugas RSUD Embung Fatimah.

"Tadi ditelpon katanya ada korban kecelakaan pakai seragam PT BBN. Kami langsung sadar karena pas briefing pagi Kadir tidak ada," kata dia.

Dia bersama rekannya langsung menuju RSUD Embung Fatimah untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. "Dan ternyata memang dia (Kadir, red) yang jadi korban," ceritanya saat kembali ke RSOB Sekupang.

Kadir merupakan rekan kerja yang baik. Dalam keseharian dia selalu datang kerja tepat waktu dan ramah dan pekerja keras. Kadir sudah bekerja selama kurang lebih satu tahun di RSOB.

Perempuan berjilbab ini menuturkan Kadir meninggalkan lima anak yang masih usia sekolah. "Yang paling kecil baru lahiran sekitar dua minggu lalu," ujarnya.

Humas BP Batam, Iman membenarkan salah seorang korban kecelakaan yang meninggal dunia adalah cleaning service di RSOB, Sekupang.

"Iya memang beliau bekerja di rumah sakit kami," kata dia.

Saat ini jenazah masih berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah. Korban yang bernama Abdul Khodir bertugas di RSOB sudah cukup lama. "Saya lupa kapan persisnya. Tapi sudah cukup lama juga," sebutnya.

Ia mengucapkan turut berduka cita dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran. "Sekarang beberapa pegawai sudsh ke RSUD untuk melihat jenazah. Semoga khusnul khotimah," singkatnya.(gie/yui/eja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Jokowi Tanyakan Perkembangan Batam


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler