Jangan Berharap Pengakuan Jessica

Senin, 01 Februari 2016 – 07:26 WIB
Es kopi Vietnamese. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Meski polisi sudah menetapkan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka pembunuhan Wayan Mirna, motif pembunuhan masih tanda tanya. Dalam pemeriksaan sebagai tersangka, Jessica tetap tidak mengakui.

Ada beberapa dugaan motif yang beredar. Yang paling santer dua motif. Soal cinta sesama jenis dan cemburu Mirna menikah. Namun, Jessica sudah membantah tudingan tersebut dalam sejumlah pertemuan. 

BACA JUGA: Ibu Rumah Tangga Gelar Pesta Sabu di Depan Panti Pijat

Dia mengatakan, Mirna hanya teman kuliah di Billyblue, Sydney, Australia. Keduanya sering belajar bareng, makan, dan jalan ke kafe. Jessica juga mengaku punya pacar bule.

Jessica dalam pemeriksaan awal sebagai tersangka masih belum mengaku. Jessica tidak mengungkapkan motifnya. Meski demikian, dalam pemeriksaan keterangan Jessica menunjukan adanya inkonsistensi. 

BACA JUGA: Agak Berbeda dengan Orang Normal Lainnya

"Ada keterangan yang berubah," kata sumber di kepolisian. Saat ini, seluruh keterangan Jessica masih dianalisa. Keterangan tersebut akan dianalisa dengan keterangan Jessica di beberapa media. 

"Dia kan sempat melakukan media tour. Ya itu juga kami analisa," katanya.

BACA JUGA: Motif Asmara Ditambah Gejala Gangguan Jiwa

Komisioner Kompolnas Edi Hasibuan mengatakan, penyidik memang tidak usah berharap mendapat pengakuan dari tersangka. Artinya, jangan berharap mendapat motif pembunuhan dari pengakuan tersangka. "Polisi jangan terlalu berharap mendapat pengakuan tersangka," kata  dihubungi kemarin.

Sebaliknya, penyidik harus bisa membuktikan di pengadilan bahwa tersangka melakukan pembunuhan sesuai dengan alat bukti yang didapat. Dalam prosesnya nanti akan mendapatkan sendiri motifnya. "Scientific investigation yang menentukan," ujarnya.

Atas dasar itulah, kata dia, polisi sangat hati-hati dalam menangani kasus Mirna. Dia maklum, meski sudah ada tersangka, polisi belum membuka secara gamblang ke publik terkait alat bukti. Itu menjadi senjata di pengadilan nanti. "Itu merupakan strategi penyidikan," katanya.

Kasus kopi maut ini tergolong langka. Menurut dia, setelah pahlawan HAM Munir yang tewas diracun, baru ini ada kasus serupa. Maka itu, mengungkapnya butuh waktu. Menurut dia, penanhanan kasus lain yang mirip kopi maut, adalah kasus Angelina di Bali. Saat itu, tersangka Margareith tidak mengaku telah membunuh putri angkatnya.

"Jika tidak ada pengakuan, polisi harus bisa membuktikannya," kata dia.

Terkait permintaan pengacara CCTV dipubis dan meminta salinan BAP. Edi mengatakan, itu hak penyidik untuk memberikannya sekarang atau nanti.

"Harus dihormati karena menjadi startegi penyidikan. Karena bisa jadi itu startegi penyidik untuk mengungkapnya," kata dia. (yuz)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluar Tembakan Peringatan Malah Todongkan Pisau, ya Sudah...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler