jpnn.com - JAKARTA--Direktur Eksekutif IndoBarometer Muhammad Qodari mengakui bahwa saat ini pengaruh media sosial sangat luas. Bahkan media konvensional (koran dan online) kalah pengaruh.
Dia mencontohkan akun media sosial seperti triomacan, lambeturah, piyungan dan lain-lain, yang menjadikan motivator Mario Teguh sudah tidak ‘teguh’ lagi. Padahal identitas semua akun itu tidak jelas.
BACA JUGA: Penegak Hukum Tegas, Dampak Kampanye Hitam Pasti Teredam
“Jadi, medsos itu justru asosial -anti sosial. Saya khawatir dalam Pilkada 2017 ini terulang lagi,” ungkap Qodari dalam dialektika demokrasi ‘Ancaman Pidana Dalam Media Sosial Jelang Pilkada Serentak 2017" di Gedung Senayan, Kamis (29/9).
Karena itu Qodari minta Polri melakukan antisipasi, simulasi, dan prosedur medsos secara dini serta bagaimana kinerjanya, mengingat ‘cyber patrol’ itu bekerja selama 24 jam.
BACA JUGA: PPP Bakal Bergotong Royong Cari Dana Kampanye untuk Anak SBY
“Itu penting, karena Jakarta ini sebagai barometer bagi kelangsungan kebangsaan dan keadaban demokrasi nasional. Apalagi baru kali ini, Pilkada DKI Jakarta, dengan cagub dengan latar belakang yang berbeda,” tuturnya.
Dengan demikian menurut Qodari, Polri jangan sampai terlalu longgar agar kasus Tanjung Balai, tidak terjadi di Jakarta. “Jadi, harus ada persiapan yang matang Polri dalam mengawasi medsos tersebut, karena jumlahnya sangat besar, dan taruhannya bangsa Indonesia. Kalau sampai rusuh, mau ditaruh di mana muka bangsa ini?” tandasnya khawatir. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Mau Tahu Kebutuhan Dana untuk Pemenangan Anies-Sandiaga? Klik di Sini....
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra: Berat, Ada Dua Mantan Presiden di Pilkada DKI
Redaktur : Tim Redaksi