jpnn.com, JAKARTA - Praktisi kesehatan alam terbuka dr. Ratih Citra Sari mengungkapkan pentingnya menjaga organ intim saat mendaki gunung, terutama saat menstruasi.
Dokter Ratih mengaku pernah beberapa menemukan kasus pendaki perempuan yang mengalami masalah kesuburan.
BACA JUGA: Hanya 28% Perempuan Indonesia Ganti Pembalut 4 Jam Sekali, ya Ampun
Salah satu faktor masalah tersebut diduga karena kurang menjaga kebersihan organ intim saat mendaki gunung.
Dokter Ratih menyatakan mudah untuk menjaga organ intim, cukup rutin mengganti celana dalam dan membasuhnya dengan air bersih.
BACA JUGA: Mbak NA Simpan Barang Terlarang dalam Bra dan Pembalut, Tetap Saja Ketahuan Polisi
"Tidak pakai tisu basah, itu mengandung zat kimia," kata Dokter Ratih saat mengisi acara Women Adventure Camp (WAC) di Wonosobo, Jawa Tengah, baru-baru ini.
Penting untuk menjaga area organ intim untuk tetap kering, agar terhindar dari masalah kesehatan seperti munculnya jamur atau IMS. Terlebih, ketika tengah menstruasi.
Meskipun berada di puncak gunung, Dokter Ratih menjelaskan penggantian pembalut idealnya dilakukan sebanyak empat kali sehari.
Dia juga lebih menyarankan penggunaan pembalut sekali pakai ketika menstruasi di gunung, ketimbang jenis lainnya. Menimbang dari sisi kesehatan.
"Sebetulnya, kalau dari sisi kesehatan, yang sekali pakai itu yang ideal, dan harus diganti 4 kali sehari," ujar Dokter Ratih.
Namun, kondisi lain yang kerap menjadi masalah yakni sampah pembalut bekas pakai yang dibuang sembarangan oleh pendaki.
Sebagai dokter sekaligus pencinta alam, Dokter Ratih resah melihat masih banyak oknum pendaki yang membuang pembalut bekas pakai di gunung dengan sadar.
Kebiasaan tersebut bisa jadi lantaran pendaki merasa tak nyaman membawa pembalut kotor dalam tas saat turun.
Menyadari hal tersebut, Dokter Ratih memberikan kiat membersihkan pembalut bekas pakai saat berada di gunung.
Menurutnya, penting untuk membawa bidet saat naik gunung, sehingga bisa menghemat air saat melakukan sanitasi atau mencuci pembalut.
"Bidet itu, kan, ada pressurenya (dorongan), dia kan, kaya air itu, ada lubang kecil, jadi bisa menekan air dan membersihkan secara menyeluruh, tanpa air yang terlalu banyak," ujarnya.
Selain menggunakan bidet, dia juga menyarankan pendaki menggunakan tisu kering yang dibasahi dengan air.
Dokter Ratih menyebut penting untuk membersihkan pembalut bekas pakai dengan air, meskipun hanya dibasuh.
"Tisunya dibasahin sedikit, karena beda banget dibersihin pakai air dan tidak" imbuhnya. (mcr31/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah