jpnn.com - Daur ulang alias remake film lawas tengah jadi tren dalam industri sinema Indonesia. Ada yang sukses luar biasa, tapi tak sedikit juga yang jeblok di pasaran.
Aktor senior Mathias Muchus pun ikut angkat bicara mengenai fenomena tersebut. Menurut dia, daur ulang adalah tren industri yang positif.
BACA JUGA: Joko Anwar: Remake Itu Sepanjang Masa
"Film remake, enggak ada yang salah, kan? Kadang-kadang dunia industri itu kan ada semacam kebebasan, dan banyak orang yang menggali rasa kangen, rasa nostalgia," jelasnya, Selasa (17/10).
Mathias menambahkan meski ada latar belakang upaya bisnis di balik garapan film remake, tetapi setidaknya rasa kerinduan itu terobati. Syaratnya tentu harus lebih baik dari film yang diproduksi di era 1970-1990-an sebelumnya.
BACA JUGA: Daur Ulang, Jurus Baru Industri Film Indonesia
"Syukur-syukur bisa bikin film remake lebih baik dibanding film di era sebelumnya. Oh, iya dong, iya dong (harus lebih baik) karena biar gimanapun juga sineas sekarang ini lebih pintar, cara penyampaian lebih efektif, teknologinya lebih bagus, saya pikir gagasan-gagasan lama yang klasik itu bisa diperbarui dan disesuaikan dengan selera penonton sekarang," jelasnya.
Garapan film remake, kata Mathias, tidak salah bahkan juga dilakukan di negara lain. Hanya saja, dia berharap, film remake yang dihadirkan kembali semestinya memiliki tema atau persoalan klasik yang masih relevan dengan kondisi saat ini.
"Film-film yang di-remake itu kalau bisa itu film penting yang diketengahkan ke masyarakat. Artinya, ada persoalan-persoalan klasik yang sampai sekarang masih update. Itu kalau di-remake akan lebih baik daripada cuma cari celah-celah bisnis saja," jelasnya.
Apakah memang film horor sedang naik daun juga? Mathias menilai apapun genre-nya, film apa saja tak jadi masalah. Paling terpenting adalah cara mengemasnya dan menghadirkannya untuk publik.
"Film itu, apapun genre-nya oke-oke saja enggak ada masalah, kenapa dengan horor, komedi, drama, enggak ada yang salah. Yang salah itu adalah jika mereka membuat sebelah mata, sementara asal-asalan. Jadi spirit membuatnya itu kadang-kadang enggak serius. Tergantung pengemasannya membuatnya bertanggung jawab, seleranya bagus, dan tak membodoh-bodohi masyarakat," tuturnya. (ika/ce1/JPC)
Redaktur & Reporter : Adil