jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Persaudaraan Aktivis dan Warga Nusantara (Pandawa Nusantara) Hendi Saryanto meminta masyarakat jangan gentar menghadapi mafia minyak goreng di Indonesia.
Dia menegaskan bahwa untuk mengatasi mafia itu, harus dibangun kemandirian dan produktivitas masyarakat.
BACA JUGA: Kisruh Minyak Goreng, Ekonom UI: Bukan Mafia
"Sebelum kelapa sawit datang, nenek moyang kita sudah membuat minyak kelapa," kata Hendi dalam diskusi bertajuk Kupas Tuntas Amannya Minyak Goreng untuk Rakyat yang digelar Jakarta Journalist Center (JJC) secara daring di Jakarta, Kamis (24/3).
Hendi meminta milenial juga dapat berperan penting dalam melawan mafia minyak goreng.
BACA JUGA: Simpang Siur Mafia Minyak Goreng, Arief Poyuono: Copot Saja Mendag Cuma Bikin Gaduh
Karena milenial memiliki cara yang kreatif dalam menghadapi setiap masalah.
"Salah satu cara mengejek mafia minyak goreng, kita suruh milenial videokan saja dengan angle yang menarik. Di video, mereka dapat mengatakan, "Nih emak gue bisa bikin minyak goreng sendiri", semacam itu," katanya.
BACA JUGA: Kasus Dugaan Penimbunan 53 Ton Minyak Goreng Naik Penyidikan, Lima Saksi Bakal Digarap Lagi
Pada sisi lain, Dosen Fakultas Teknik Uhamka ini juga menyebutkan Kementerian Perdagangan harus berbenah dalam menghadapi persoalan minyak goreng ini.
Jangan sampai kebutuhan di dalam negeri belum terpenuhi, tetapi justru mengekspor minyak goreng ke luar negeri.
Diskusi ini mengangkat fenomena minyak goreng curah di pasaran yang masih langka seusai pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET).
Diduga ada mafia yang bermain, sehingga keberadaan minyak goreng di pasaran kian langka.
"Minyak goreng bukan bahan pangan, langkanya minyak goreng ini bukan suatu kesulitan, tetapi tantangan yang dapat dijadikan peluang," ujarnya.
Berdasarkan penelitian, kata Hendi, minyak kelapa juga lebih sehat dibandingkan minyak sawit. Selain itu, katanya, dengan memanfaatkan kelapa sebagai bahan baku minyak goreng, secara tidak langsung juga berdampak pada kemakmuran petani.
"Kenapa kelapa, karena stok kelapa di seluruh tumpah darah Indonesia ini melimpah. Kita bikin petani kelapa untung, karena selama ini harga kelapa terlalu rendah," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy