Jangan-jangan...Munas Golkar Cuma Topeng

Minggu, 28 Februari 2016 – 18:18 WIB
Ilustrasi: indopos

jpnn.com - JAKARTA - Pertarungan politik di internal Partai Golkar belum berakhir. Salah satu indikatornya adalah masih digelar musyawarah daerah baik oleh kelompok Ancol maupun Bali.

“Saya terus terang mendengar ini mengerikan sekali. Artinya, pertarungan politik internal belum berakhir,” kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing, Minggu (28/2).

BACA JUGA: Empat Hal yang Harus Dihasilkan Munas Golkar

Dia menilai belum ada kerelaan dari dua kelompok yang bertikai dalam menyelesaikan konflik internal.  Karenanya, ia curiga, kalau dua kelompok masih bertahan pada posisi masing-masing, dan munas ini hanya sebagai topeng. “Ya jangan-jangan cuma topeng. Padahal, perlu penyatuan faksi yang bertikai,” katanya.

Ia mengatakan, kalau penyatuan faksi tidak terjadi maka Golkar akan dibonsai terus. Karenanya, kata dia, konsekuensi politik yang harus ditanggung adalah Golkar akan jadi partai bonsai. “Kalau itu terjadi, Golkar akan tinggal riwayat,” tegasnya.

BACA JUGA: Empat Kegagalan Ical Pimpin Golkar

Memang, kata Emrus, dalam setiap partai pasti ada faksi. Perbedaan akan selalu ada. Namun, partai yang modern, bisa menyelesaikan konflik internal. Kalau tidak, maka akan ditinggalkan konstituen.

Dia pun heran, ketika konflik internal terjadi di Golkar, malah dibawa ke pengadilan dengan melibatkan pihak ketiga.  Padahal, yang terjadi bukan masalah pidana. “Kedewasaan berpartai harusnya bisa menyelesaikan konflik di internal, tapi ini tidak terjadi,” ujar Emrus.

BACA JUGA: Golkar Sekarang Lebih Terpuruk Dibanding 1998

Bahkan, ia mengatakan, rapat pimpinan nasional bukan solusi terbaik menyelesaikan konflik. Yang terbaik adalah munas. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hidayat Ajak Remaja Masjid Aktif Halau Terorisme dan LGBT


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler