BACA JUGA: Mengikis Kasta dengan Momentum Ekonomi
Di luar negeri pun saya belum merasakan toilet seperti yang di Mulia sekarang ini.Saya lama tidak ke Mulia bukan karena kecewa, tapi karena tarifnya yang kian mahal
BACA JUGA: Rapuh di Modal Sosial, Kuat di Tanaman Keras
Apalagi, saya lebih sering masuk hotel menjelang tengah malam dan sudah harus ke bandara pukul empat pagi.Tapi, memang harus diakui, hotel ini tidak punya cacat untuk dicela
BACA JUGA: Diserang 320 Gugatan, Proyek Tol Berlanjut
Makanannya yang lengkap dan kualitasnya yang tinggi menjadi salah satu keunggulannyaSaking terkenalnya coffee-shop Mulia ini hingga sering tamu tidak kebagian kursiPadahal, luas coffee-shop itu sekitar 1.000 meter persegiTak ayal bila kios majalah di seberangnya kini ditutup untuk perluasan coffee-shop-nya.Hotel Mulia, yang tidak menggunakan manajemen franchise, memang boleh dibanggakanInilah contoh bisnis, di mana lokal bisa mengalahkan asingNasional bisa mengalahkan internasionalInilah bukti bahwa yang internasional atau asing bukanlah segala-galanyaMulia rupanya ingin terus mempertahankan rekor sejak awalnyaInilah hotel 56 lantai yang dibangun hanya dalam waktu delapan bulanTercatat sebagai rekor dunia saat itu.
Bagi saya, yang paling menyenangkan adalah kamarnyaTV-nya besar, handuknya halus dan empuk sekaliBantalnya? Luar biasa lembut dan pas sekali tebal-tipisnyaSangat cocok dengan selera sayaSaya sering tersiksa tinggal di hotel mahal, tapi bantalnya mengecewakan: ketebalan atau kurang lembutSering sekali saya ingin mencuri bantal ituSayang, saya tidak pernah membawa tas yang cukup untuk dimasuki bantalSaya percaya pasti ada tamu yang diam-diam mengagumi bantal Mulia dan membawanya pulang.
Sebaiknya Mulia memberi pengumuman kepada tamunya mengenai harga bantal ituJuga boleh membawanya pulang untuk kenanganSaya pernah menemukan model seperti iniTamu boleh membawa pulang kimono dengan mengganti harga yang tertera di situKalau tidak salah di salah satu hotel besar di Makau.
Orang seperti saya, mandi dan tidur lebih penting daripada makan atau nonton TV –kecuali acara tertentu yang istimewaMulia rupanya tahu pasar ”tidur dan mandi” ini sangat banyakKarena itu, di samping bantal dan tempat tidur, kamar mandinya sangat diperhatikanHanduknya terbaikKucuran air shower-nya: joss! Bahkan, kini jacusinya sangat modernSaking modernnya, saya sampai memerlukan waktu 10 menit untuk mempelajari tombol-tombolnyaAgar jangan sampai air panas langsung menyiram batok kepala.
Dan yang terbaru adalah toiletnyaSaya belum pernah menemukan toilet model ini di mana pun saya menginapTidak di seluruh JakartaTidak juga di Hongkong sekelas JW Marriott, Singapura sekelas Ritz-Carlton, atau Makau yang sekelas Venetian sekalipunSaya pernah merasakannya di Tokyo beberapa tahun lalu, tapi yang di Mulia ini lebih modern.
Tentu saya tidak akan membandingkannya dengan, misalnya, Hotel Burj Al DubaiBukan saja saya belum pernah ke sana, juga Burj Al Dubai ”bukan hotel”Itu istana yang disewakan dengan tarif harianTapi, ketika grup hotel ini sudah menyelesaikan hotelnya yang di Shanghai, saya akan mencobanyaSebentar lagi memang ada hotel yang namanya berbau Timur Tengah di Shanghai: Jumaerah HotelInilah hotel milik investor Timur Tengah pertama di Tiongkok, yang kamar biasanya saja ukurannya sama dengan kamar suite di hotel biasaYang lantai kamar mandinya saja selalu dihangatkanKita memang sering terkejut dengan lantai kamar mandi hotel yang sangat dingin karena ACApalagi di negara yang punya musim dinginAl Jumaerah akan membangun enam hotel di seluruh Tiongkok sampai tiga tahun ke depan.
Untuk ke toilet di Mulia ini sebaiknya mempelajari dulu barang 10 menit cara menggunakannyaTapi, yang sudah biasa dengan barang modern bisa langsung duduk di toilet itu dan sambil menunggu keluarnya hajat, bisa memperhatikan kode-kodenya agar begitu buang hajat selesai sudah bisa menggunakannyaBelum semua kamar Mulia toiletnya diganti model terbaru seperti ituBaru sekitar separonya.
Toilet itu selalu dalam keadaan tertutupTapi, Anda tidak perlu membukanyaBegitu Anda sampai di dekat toilet, tutup itu membuka sendiriAnda tinggal duduk di situ seperti biasaWow! Toiletnya hangatPantat dan paha bagian bawah yang menempel ke toilet itu terasa menyentuh barang hangatMula-mula tentu terkejut dengan kehangatan ituTapi, lama-lama justru terasa nyamanSambil buang hajat, bagian bawah paha terasa seperti dipijat lembut.
Ketika tutup toilet itu tiba-tiba membuka sendiri, mula-mula memang seperti menerorMaklum, belum pernah melihatnya seumur hidupFungsi tutup ini rupanya sebagai jaminan bahwa di dalamnya sudah sangat bersihDi samping untuk mentransfer energi yang menghangatkan bibir toilet.
Sambil menunggu hajat keluar, saya perhatikan tombol-tombol yang tertempel di panel dekat toilet ituDi situ ada gambar-gambar sederhana yang bisa diterka maksudnyaMisalnya, gambar air muncratPasti maksudnya itulah tombol yang harus dipencet kalau mau cebokDi beberapa hotel atau gedung perkantoran, termasuk di Graha Pena, sudah ada yang mirip ituTapi, harus dengan cara memutar tombol dan air muncratnya statisYang di Mulia ini banyak variasinyaKalau mau statis ada tombolnyaKalau mau airnya mundur atau maju ada tombol tersendiriKalau mau airnya memutar juga ada tombolnyaDengan demikian, bukan orangnya yang mundur-maju menggeser pantatnya, melainkan airnya yang menyesuaikan sendiri.
Lalu saya tertarik dengan tombol yang kodenya agak anehApa pula ini? Kok ada gambar air muncrat dua buahSatu agak di belakang, satunya agak di depanJaraknya sekitar 3 cmOh, saya tahu: ini untuk wanita setelah buang air kecil saja
Buang air kecil atau buang hajat besar yang penting jangan lupa dengan tombol satu ini: untuk mencuci toilet itu sendiriDengan tombol ini toilet, tepatnya, closet, tercuci sendiriLalu, begitu kita berdiri, tutup closet itu bergerak menuju tempatnyaBukan untuk melarang Anda duduk kembali, tapi untuk melindungi closet yang sudah bersih ituKapan pun Anda bermaksud duduk lagi, dia dengan setia akan membuka diriTermasuk kalau Anda hanya ingin sekadar menghangatkan bagian bawah paha Anda(*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kota Terbesar Keempat Masih Sekelas Makassar
Redaktur : Tim Redaksi