jpnn.com, SURABAYA - Rehabilitasi dan pascarehabilitasi penyalahguna narkoba masih dianggap belum maksimal.
Karena itu, dianggap perlu ada reminder terhadap lembaga yang melaksanakannya.
BACA JUGA: BNN Ringkus Bandar Narkoba, 1 Kg Sabu dan Ratusan Pil Happy Five Disita
Hal tersebut diakui Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya AKBP Suparti.
Menurut dia, proses rehabilitasi dan pasca rehabilitasi penyalahguna narkoba sering terputus di tengah jalan.
BACA JUGA: Sekilo Sabu-Sabu Akhirnya Jatuh ke Tangan BNN
Padahal, peran kedua proses penyembuhan penyalahguna narkoba itu paling vital.
''Apalagi pasca rehabilitasi, harus kami perhatikan betul,'' tuturnya.
BACA JUGA: Buwas: Kalau Clear Pengedar, Arahkan Peluru ke Dadanya!
Monitoring setelah rehabilitasi dinilai perlu untuk memastikan mantan penyalahguna narkoba benar-benar sembuh dan tidak kembali terperosok ke jalan yang salah.
Karena itu, pihaknya perlu memastikan lagi bagaimana kinerja lembaga yang ditunjuk BNN.
''Perlu kami ingatkan lagi terkait SOP dan kualitas layanannya,'' kata Suparti.
Mantan Kasubbaghumas Polrestabes Surabaya tersebut menyatakan, saat ini sudah ada lima lembaga swadaya masyarakat yang memberikan layanan rehabilitasi.
Dari jumlah itu, empat di antaranya memberikan rehabilitasi sosial. Sisanya adalah rehabilitasi medis.
Selain itu, ada enam puskesmas yang ditunjuk untuk menjadi tempat rehabilitasi.
Jumlah tersebut dianggap kurang. Beberapa tempat rehabilitasi masih sering kewalahan menangani pasien rehabilitasi.
Karena itu, tahun ini rencananya ada enam puskesmas baru yang diajak bekerja sama.
''Masih menunggu surat keputusan dari dinas terkait. Semoga direalisasi tahun ini,'' papar polisi dengan dua melati di pundaknya tersebut.
Sementara itu, salah seorang peserta, Lukman Hakim, menyambut baik langkah tersebut.
Owner Bambu Nusantara itu mengatakan, penanganan rehabilitasi perlu diingatkan kembali.(aji/c15/git/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepi Tawaran Manggung, Penyanyi Dangdut Nyabu Deh
Redaktur & Reporter : Natalia