jpnn.com, JAKARTA - Kesehatan tulang penting dijaga agar tetap bisa sehat bekerja dan beraktivitas hingga tua. Namun sayangnya, banyak yang kurang memahami cara menjaga agar tulang tubuh bisa sehat.
Direktur Utama RS Siaga Raya, dokter Isa An Nagib, berbagi resep agar tulang tetap sehat hingga lanjut usia.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Meningkat, Perusahaan Farmasi Nasional Jamin Stok Vitamin D3 1000 IU
"Kuncinya adalah harus preventif, dalam arti pencegahan yang lebih baik dibandingkan pengobatan," kata Isa An Nagib, dalam diskusi kesehatan secara daring yang digelar Soho Global Health, Kamis (28/7).
Salah satunya, ujar dokter Isa, mengonsumi makanan dengan kandungan kalsium yang cukup untuk kebutuhan harian. Kemudian, melakukan aktivitas dan berolahraga yang mampu menjaga kepadatan tulang.
BACA JUGA: 9 Makanan Tinggi Kalsium, Baik untuk Kesehatan Tulang
"Seperti bersepeda, lari, jalan, dan sebagainya," ujar dokter spesialis bedah ortopedi ini.
Selain itu, juga menghindari aktivitas dan kebiasaan yang mendorong percepatan dari pengeroposan tulang. Yakni, menghindari rokok, tidak mengonsumsi alkohol secara rutin, dan aktivitas negatif lainnya.
BACA JUGA: Pandemi Berkepanjangan Bikin Tulang Rapuh, Ternyata Ini Penyebabnya
Kemudian, mengkonsumsi suplemen yang mengandung kalsium. Namun, perlu dipastikan suplemen kalsium yang dikonsumsi mengandung Vitamin K2 dan Magnesium.
Suplemen berfungsi sebagai salah satu filling atau pengisi dari tulang yang mengalami degenerasi, sehingga kondisi kesehatan tulang tidak cenderung tergerus terus.
Bila kondisinya sudah makin parah, maka diperlukan treatment lain untuk menyumpal yang bocor tadi, antara lain dengan pengobatan.
"Hal ini terjadi apabila kondisi tulang mengalami osteopenia atau osteoporosis," tutur dr. Isa An Nagib.
Dokter Isa menjelaskan, dosis harian kalsium berbeda jumlahnya berdasarkan umur.
Usia 1-3 tahun hanya membutuhkan 700 mg kalsium per harinya, sedangkan di usia 4-8 tahun akan meningkat menjadi 1.000 mg per hari, dan 1.300 mg per hari pada usia 9-18 tahun. Dosis 1.300 mg per hari ini juga diperlukan pada seorang wanita saat hamil.
"Tidak bisa memastikan apakah dari makanan, susu, dan sebagainya bisa mendapatkan kalsium dengan kadar sebesar itu," tambah Isa.
Suplemen itu sama seperti makanan, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk mengonsumsi suplemen tulang, sebagai tambahan makanan atau susu yang dikonsumsi.
“Istilahnya, suplemen itu adalah ekstrak dari makanan yang dikonsumsi," jelas Isa.
Meski begitu, mengonsumsi kalsium dan vitamin D3 juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Bayangkan, pada saat pandemi, banyak orang minum vitamin D3 dengan kandungan kalsium tinggi.
"Jika kalsium tersebut itu tidak masuk pada tempatnya, misalnya ke usus, itu akan berbahaya," tambah Isa.
Kalsium, lanjutnya, juga bisa menumpuk ke ginjal, kalau tidak ada yang mengarahkan. Bila kalsiumnya banyak ada di pembuluh darah, maka berpotensi membentuk plak yang membuat risiko serangan jantung.
Agar konsumsi vitamin D3 dan kalsium bisa pas dan hanya masuk ke tulang, bukan beredar di darah, dokter Isa mengatakan dibutuhkan tambahan Vitamin K2 yang berfungsi mengarahkan dan memastikan kalsium masuk ke tulang.
"Vitamin K2 itu fungsinya mengikat agar kalsium itu tepat sasaran, diletakkan di tulang, bukan di tempat yang lain," jelas Isa.
Tak kalah penting juga agar melakukan cek massa tulang secara rutin tiap enam bulan sekali.
Pada kesempatan sama, Raphael Aswin Susilowidodo selaku VP Research and Development Soho Global Health melihat pentingnya peranan Vitamin D3, Vitamin K2, dan Magnesium untuk membantu penyerapan kalsium lebih optimal ke dalam tulang.
Di sinilah awal mula tercetus ide mengembangkan dan meluncurkan produk Imboost Bone.
"Jangan sampai niat untuk menjaga kesehatan tulang malah menambah risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, karena penyerapan kalsium yang tidak optimal ke dalam tulang,” jelasnya.
Dia menambahkan Imboost Bone cukup dikonsumsi satu kali sehari, sehingga sangat praktis. Produk ini juga relatif aman dikonsumsi Ibu hamil dan menyusui, serta orang lanjut usia, karena kelompok ini juga sangat krusial membutuhkan kalsium.(esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad