Pandemi Berkepanjangan Bikin Tulang Rapuh, Ternyata Ini Penyebabnya

Kamis, 28 Juli 2022 – 22:15 WIB
Dokter spesialis bedah ortopedi Isa An Nagib (jas putih) menjelaskan dampak pandemi terhadap kesehatan tulang. Foto: Tangkapan layar Zoom.

jpnn.com, JAKARTA - anpa disadari pandemi Covid-19 berisiko membuat kesehatan tulang mengalami kemunduran. 

Dari sisi kesehatan, tulang butuh banyak tekanan dengan berbagai aktivitas gerak agar menjadi padat dan kuat. 

BACA JUGA: Jaga Kekuatan dan Kesehatan Tulang dengan 5 Makanan Ini

"Tidak ada pandemi pun, kesehatan tulang seiring bertambahnya usia menurun secara fisiologis," kata dokter spesialis bedah ortopedi Isa An Nagib dalam diskusi daring Imboost Bone yang digelar Soho Global Health, Kamis (28/7).

Menurut dia, dengan bertambahnya usia harapan hidup di dunia, termasuk di Indonesia, menjaga kesehatan tulang sedini mungkin makin penting. 

BACA JUGA: Hasil Autopsi Menyebutkan Tulang Leher Patah, Sungguh Mengerikan

Hal ini supaya bisa bekerja, beraktivitas dengan produktif dan tetap aktif menikmati masa tua. 

Menurut Isa, pengetahuan mengenai kesehatan tulang menjadi penting sebagai upaya pencegahan. 

BACA JUGA: 9 Makanan Tinggi Kalsium, Baik untuk Kesehatan Tulang

Sebab, permasalahan tulang bersifat silent disease, yang bila dibiarkan menimbulkan risiko yang bisa disesali di kemudian hari. 

"Tulang ibarat gelas yang berisi air, seiring  bertambahnya usia, gelas itu pun mulai mengalami kebocoran, keluar airnya," kata Dokter Isa.

Dia menjelaskan pada usia 0-30 tahun, tulang mengalami deposisi atau tulang itu lebih banyak pembentukan dibandingkan resorption atau pembongkaran. Namun, di atas usia tersebut, secara fisiologis tulang mengalami degenerasi, terjadi lebih banyak pembongkaran. 

"Sehingga isi di dalam gelas berkurang terus," kata Isa An Nagib yang juga direktur utama di RS Siaga Raya ini.

Kondisi seperti itu apabila terus menerus dibiarkan akan membuat kondisi tulang tidak baik. 

Tulang jadi rentan patah, bahkan hanya terpeleset saja bisa patah.

"Keadaan tersebut tidak boleh dibiarkan karena akan membuat kualitas hidup seseorang menjadi berkurang," kata Isa An Nagib.

Untuk memperbaikinya, kata dia, tidak hanya dibutuhkan biaya, tetapi harus melewati operasi yang berisiko dan masa pemulihan panjang .

"Suplemen atau asupan yang bisa memberikan’ isi’ lagi ke dalam gelas tersebut sangat diperlukan, agar gelas yang bocor itu tidak habis airnya," ujarnya.

Dia mengatakan apabila air berkurang terus, indeks massa tulang juga ikut berkurang, sehingga tulang bisa patah karena kondisinya sudah rapuh dan ringkih.

Pada kesempatan sama, VP Research and Development Soho Global Health Raphael Aswin Susilowidodo mengatakan perusahaannya terus berinovasi untuk memberikan produk-produk kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.  Salah satunya lewat kehadiran Imboost Bone.

“Vitamin D3, vitamin K2, dan magnesium untuk membantu penyerapan kalsium lebih optimal ke dalam tulang. Di sinilah awal mula tercetus ide kami untuk mengembangkan dan meluncurkan produk Imboost Bone ini," terang Raphael Aswin Susilowidodo. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler