jpnn.com, SURABAYA - Mungkin masih ada warga yang bingung dengan tanggal Isra Mikraj tahun ini. Beberapa kalender memasang hari ini, Jumat (13/4), sebagai libur nasional untuk memperingati perjalanan semalam Rasulullah SAW dalam menerima perintah salat lima waktu itu.
Namun, beberapa kalender lain menuliskan besok, Sabtu (14/4), sebagai hari besar tersebut.
BACA JUGA: Tanpa Keterangan, 48 ASN ini Bakal Kena Sanksi
Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid meminta masyarakat tidak memperdebatkan perbedaan itu. Penempatan hari libur tersebut, menurut dia, disebabkan kesalahan pembuat kalender.
''Muhammadiyah memperingatinya Sabtu,'' katanya.
BACA JUGA: Waspada! Ada Pembelah Islam Mengaku Pembela
Nadjib menjelaskan, Isra Mikraj diperingati setiap 27 Rajab yang dalam hitungan Masehi jatuhnya adalah besok.
Kalaupun ada yang merayakannya hari ini, Nadjib menganggap itu bukan masalah besar.
"Sifatnya kan hanya untuk mengingatkan masyarakat tentang sejarah perjalanan Nabi dan wahyu yang diterima,'' jelas dia.
Berbeda halnya dengan hari besar yang menyangkut ibadah. Misalnya, hari pertama puasa, Idul Adha, atau Idul Fitri.
Hari-hari besar itu menentukan waktunya untuk berpuasa atau salat bagi umat Islam. Memang, perbedaan jatuhnya hari besar sering terjadi.
Penyebabnya, hari besar Islam mengikuti penanggalan Qamariah, bukan Masehi. Penghitungannya menggunakan dua metode, hisab dan rukyat. Masing-masing memiliki aturan tersendiri.
"Karena itu, tidak ada masalah dengan perbedaan. Yang jelas, untuk Isra Mikraj, semua sudah sepakat Sabtu,'' ujar Nadjib.
Pengurus Masjid Al Akbar juga menyatakan bahwa Isra Mikraj diperingati besok. Helmi Noor, humas Masjid Al Akbar, mengatakan, pemerintah sudah memberikan edaran tentang perdebatan yang sempat ramai itu.
Surat edaran dari Kementerian PAN-RB (Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) yang diterimanya sudah menetapkan Isra Mikraj pada Sabtu (14/4). (riq/c7/ayi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia