jpnn.com, JAKARTA - Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) KH Nu'man Bashori Alwi mengingatkan umat Islam agar tidak mudah dipecah belah hanya karena berbeda pilihan di pilkada. Menurutnya, pilkada sebagai pesta demokrasi mestinya tidak diwarnai fitnah dan perbuatan mungkar.
Kiai Nu’man menyatakan hal itu saat berceramah di hadapan ratusan jemaah yang hadir pada Ngaji Kebangsaan Bamusi dalam rangka menyambut Rajab di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (30/3). Gus Nu’man -panggilan akrabnya- mencontohkan Pilkada DKI yang justru menjadi ajang menebar fitnah.
BACA JUGA: Guru Besar UI Minta Kemendikbud Lebih Ketat Awasi Buku
Bahkan, katanya, pilkada justru untuk menyuburkan teror. Ada ancaman untuk tidak menyalati jenazah muslim yang memilih calon tertentu di Pilkada DKI.
"Ketika ranah agama masuk ke politik, maka yang terjadi adalah membelah agama, bukan membela agama,” ujarnya.
BACA JUGA: Ingat, Jangan Mau Dipecah Belah Kelompok Penuding Bidah
Gus Nu’man menambahkan, ada kelompok radikal yang menunggangi Pilkada DKI untuk menebar perpecahan. “Jadi waspada, yang katanya membela Islam itu justru membelah Islam," ungkapnya.
Lebih lanjut Gus Nu’man menegaskan, perbedaan pendapat merupakan keniscayaan. Kebinekaan bahkan merupakan hal manusiawi.
BACA JUGA: Tika Bisono Sarankan Orang Tua Paham Gadget
“Dan Alquran melegitimasi perbedaan pendapat ini. Seperti di Surah Annisa ayat 59, memerintahkan bila berbeda pendapat kembalikan saja urusan kepada Allah dan Rasul-Nya," tegasnya.
Terkait Bulan Rajab, Gus Nu’man juga mengingatkan tentang peristiwa Isra Mikraj. Dalam peristiwa itu pula Nabi Muhammad memperoleh perintah untuk salat.
Gus Nu'man menjelaskan, pada mulanya kewajiban salat bagi umat Islam adalah 50 kali sehari. Namun, Nabi Muhammad memohon agar umat Islam menjalankan salat lima kali sehari agar.
"Inilah bentuk tanggung jawab seorang pemimpin sejati yang mengutamakan umat di atas kepentingan pribadi, sehingga sekarang kita sebagai umat Muhammad SAW bisa melaksanakan perjuangan Rasululah, salat lima waktu," tuturnya.
Gus Nu'man juga mengingatkan bahwa shalat itu merupakan tiang agama. Melaksanakan salat sama saja dengan menjaga agama Islam dari keruntuhan.
Karena itu menjaga Islam tak perlu dilakukan dengan melakukan aksi sebagaimana dilakukan kelompok radikal. “Kalau sekarang ada kelompok yang mengatasnamakan Islam tetapi perbuatannya mendekati kemungkaran, maka bisa disimpulkan kalau salatnya tidak sempurna,” tegasnya.(ysa/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Generasi Muda Diajak Lawan Radikalisme di Dunia Maya
Redaktur & Reporter : Antoni