Jangan Sampai Anak Buruh Migran yang Hebat Diklaim Malaysia

Minggu, 06 September 2015 – 12:41 WIB
Seorang anak Buruh Migran Indonesia menggambar burung Garuda ketika mengikuti lomba di KRI Tawau, Sabtu (5/9). Semua anak BMI harus siap pulang ke Indonesia usai lulus bangku SMP. Foto: Hendra Prhasta/Radar Nunukan/JPNN

jpnn.com - TAWAU - Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Prof Ari Purbayanto menyampaikan ultimatum kepada seluruh anak Buruh Migran Indonesia kembali ke tanah air untuk melanjutkan pendidikan.

Ultimatum ini dikeluarkan ketika dirinya menghadiri kompetisi pendidikan Apresiasi Prestasi dan Seni (APSI) Tingkat Sekolah Dasar (SD) 2015 di Kantor Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Sabah Malaysia, Sabtu (5/9).

BACA JUGA: Ribuan GTT Minta Diangkat jadi CPNS

"Saya katakan kepada anak-anak untuk siap kembali ke Indonesia. Pendidikan di Malaysia tidak lebih baik daripada kita di Indonesia," ucapnya tegas.

Ultimatum melanjutkan pendidikan di tanah air tentu tidak asal sesumbar. Disebutkan Prof Ari, saat ini tengah dibangun asrama bagi anak-anak BMI yang bakal melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pulau Sebatik dan Nunukan. Rencananya, tahun 2016 mendatang, pembangunan Boarding School bakal segera menyusul.

BACA JUGA: Waduh.. Ahok Minta Jokowi Bubarkan IPDN

"Boarding school memprioritaskan anak-anak BMI. Jadi yang sudah lulus SMP, kita pulangkan ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA," ungkapnya.

Tidak hanya fasilitas asrama dan sekolah, KBRI KL dan KRI Tawau turut memfasilitasi dokumen bagi anak-anak BMI yang ingin pulang ke tanah air. Tiap anak dibekali dokumen Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP).

BACA JUGA: Guru Baik dan Tempat Curhat Dipecat, Siswa SMA 19 Demo Minta Guru Dikembalikan

Dokumen ini dapat pula digunakan apabila sewaktu-waktu anak yang bersangkutan ingin kembali ke Malaysia bertemu orangtua mereka. "Anak-anak BMI cukup menyiapkan diri mereka. Semua fasilitas yang disediakan selama sekolah, tidak dipungut biaya," ujar Prof Ari.

Melanjutkan pendidikan di tanah air menjadi penting bagi anak-anak BMI. Dikatakan Prof Ari, dirinya ingin anak-anak BMI lebih mengenal Indonesia dan bersekolah dengan nuansa Indonesia yang sesungguhnya.

Pengiriman anak BMI sudah dimulai tahun ini. Sebanyak 200 siswa SMP dikirim ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA. Tidak hanya di Sebatik dan Nunukan, beberapa anak berprestasi bahkan ada yang diminta langsung oleh sekolah-sekolah di Bandung dan Bogor.

"Pendidikan di Indonesia lebih bagus. Itu yang selalu saya suarakan kepada peserta didik di Malaysia," kata Prof Ari.

Harapan besar KBRI saat ini adalah, anak-anak BMI yang menuntaskan pendidikan mereka di tanah air, tidak perlu kembali menjadi budak di Malaysia.

Anak-anak BMI yang kelak menuntaskan pendidikan lewat boarding school diharapkan lahir menjadi SDM yang terampil dan menjadi aset bangsa di masa mendatang.

"Saya tidak ingin anak-anak kita yang hebat-hebat itu diklaim Malaysia. Makanya semangat boarding school ini adalah meng-Indonesiakan anak Indonesia," tutup Prof Ari. (dra/ris/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ya Ampun... 98 Ribu Guru Belum Terima Tunjangan Profesi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler