jpnn.com, JAKARTA - Pengangkatan guru lulus passing grade (PG) sebagai prioritas satu (P1) menjadi PPPK berjalan lambat.
Pasalnya, hingga saat ini belum ada tanda-tanda pengumuman hasil seleksi PPPK guru 2022.
BACA JUGA: Masih Menunggu Pengumuman PPPK Guru 2022? Ah Kacau, Apa Kabar Prof Nunuk & Pak Bima?
Ketua Persatuan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Kabupaten Bondowoso Jufry menilai pemerintah hanya pintar berbicara.
Di awal-awal begitu semangat gembar-gembor program 1 juta PPPK guru. Namun, masuk tahun ketiga malah makin kelihatan tidak siapnya pemerintah.
BACA JUGA: Pj Bupati Aceh Besar Beri Peringatan Tegas untuk Para Guru PPPK
"Honorer dibuai dengan janji jadi ASN PPPK, faktanya 1 juta PPPK hanya seperti mimpi di negeri dongeng," kata Jufry kepada JPNN.com, Selasa (22/2).
Walaupun pemerintah tidak secara blak-blakan mengakui ada masalah krusial dalam perekrutan PPPK guru, menurut Jufry, sebagian besar honorer sudah bisa menebak tidak ada kekompakan di panitia seleksi nasional (Panselnas) calon aparatur sipil negara (CASN).
BACA JUGA: Kritik Pedas Guru Lulus PG Seleksi PPPK untuk Pemerintah, Maaf, Jangan TersinggungÂ
Jufry pun menilai keterlambatan dalam proses pengangkatan PPPK guru 2022 ini kuncinya pada Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"Ini Mendikbudristek Nadiem Makarim terlalu bernafsu dengan program 1 juta PPPK guru, tetapi tidak menyesuaikan dengan kemampuan pemerintah. Akibatnya ya, begini undur terus kayak undur-undur," terangnya.
Jufry juga heran mengapa Presiden Joko Widodo seolah-olah cuek dengan kegagalan Nadiem Makarim dalam program 1 juta PPPK guru ini. Dia pun menebak -nebak, Mas Nadiem masuk dalam daftar menteri kesayangan Jokowi.
"Namanya sudah terlanjur sayang, meski menterinya enggak berhasil tetap dilindungi, enggak ada kata reshuffle," ucapnya.
Semestinya kata Jufry, menteri yang hanya pintar bicara, tetapi kerjanya lambat seharusnya masuk kotak reshuffle. Program 1 juta PPPK guru merupakan proyek besar, sehingga kalau berhasil akan dikenang sepanjang massa.
Jangan sampai PPPK guru 2022 terkatung nasibnya bertahun-tahun.
"Akankah terulang seperti tahun 2019 sampai menunggu 2 tahun untuk diangkat secara resmi menjadi PPPK, apalagi ini sudah masuk tahun politik," tuturnya.
PPPK 2019 menunggu dua tahun baru diangkat, karena regulasinya belum ada. Ditambah lagi dengan masalah anggarannya.
Guru lulus PG PPPK 2021 tanpa formasi pun sudah menunggu satu tahun lebih. Dites berkali-kali, tetapi tidak terakomodir karena minimnya formasi.
Tahun 2022, formasi untuk P1 tetap diberikan, tetapi masih menyisakan 65.594 yang belum mendapatkan formasi PPPK 2022.
"Katanya Mas Nadiem ada di belakang guru honorer, siap membela. Mengapa sekarang pengumuman hasil seleksi PPPK guru belum ada juga. Jangan sampai ditunda dua tahun lagi," pungkas Jufry. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad