jpnn.com - BATAM - Simpul Jaringan Mahasiswa Kepulauan Riau (Kepri) menggelar dialog kebangsaan dalam rangka HUT ke-68 RI dengan tema menyelaraskan arah pembangunan nasional dan daerah. Acara yang digelar di Hotel PIH Batam Centre, Sabtu (31/8) ini diikuti seluruh kampus yang ada di Batam dan organisasi kemahasiswaan di antaranya HMI, PMII dan GMNI.
Hal yang disoroti pada dialog itu adalah pendidikan di Kepri. Koordinator Simpul Jaringan Mahasiswa Kepri, Bambang, mengatakan, salah satu persoalan bidang pendidikan di Kepri adalah lambannya peningkatan kualitas pendidikan.
BACA JUGA: Kedelai Mahal, Pengusaha Tahu Mogok Produksi
"Belum ada satupun sekolah unggulan yang benar-benar berkulitas dan benar-benar gratis. Daerah ini berada di garis terdepan dengan negara tetangga. Harusnya kehidupan warga di Kepri lebih baik agar citra di mata warga asing terhadap bangsa Indonesia ini bisa sejajar,” katanya seperti dilansir batampos.co.id.
Karenanya melalui dialog itu Simpul Jaringan Mahasiswa Kepri ingin memberi solusi agar pemerintah daerah dan pusat dapat mengeluarkan kebijakan pembangunan yang secara selaras. "Daerah tidak menyalahkan pusat begitu juga sebaliknya, sehingga terjadi percepatan pembangunan di daerah yang berujung mensejahterakan masyarakat,” jelasnya.
BACA JUGA: Lokalisasi Ditutup, HIV/AIDS Menyebar
Di tempat sama, dosen dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Tanjungpinang, Trisno Aji Putra mengatakan, ketimpangan pembangunan di daerah perbatasan cukup memprihatinkan. Ia bahkan membeber ironi antara Kepri yang kaya sumber daya alam dengan Singapura.
“Contoh saja terangnya Singapura itu ternyata dari minyak gas Anambas, sementara Anambas sendiri gelap gulita. Jangankan gas, bensin saja dijatah lima botol untuk satu bulan padahal di dasar buminya ada cadangan minyak bumi enam persen dari total nasional. Semetara cadangan gas ada 33 persen nasional. Inilah yang saya sebut paradoks,” bebernya.
BACA JUGA: LKS Ajak Siswa Bahas Perselingkuhan
Padahal, lanjutnya, arah kebijakan energi nasional adalah mengutamakan kebutuhan lokal. "Nah setelah kebutuhan ini terpenuhi barulah diekspor ke luar negeri. Nah inilah yang harus kita cari solusi. Pemda harus tegas kepada pusat, jangan semua diekspor ke Singapura,” pungkas Trisno Aji.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dihantam Ponton, Jembatan Kapuas Retak
Redaktur : Tim Redaksi