Jangan Terjebak Perbedaan, Mahasiswa: Damai Untuk Indonesia

Sabtu, 26 Desember 2015 – 19:05 WIB
ILUSTRASI. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - MALANG – Elemen mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Repulik Indonesia (PMKRI), yang tergabung dalam Kelompok Cipayung, mendeklarasikan seruan damai untuk Indonesia. Langkah tersebut sebagai respons atas hadirnya dua hari besar keagamaan yakni Maulid Nabi Muhammad dan Natal, yang tahun ini jatuh pada hari yang berdekatan, 24 dan 25 Desember.

Mengangkat tema ‘Suara Damai untuk Indonesia’, mahasiswa menginginkan adanya suasana yang damai dan tenteram, tidak terjebak pada perbedaan. Mereka berharap agar persatuan bangsa terus ditegakkan, serta menjaga kedamaian dengan semangat nasionalisme yang tinggi.

BACA JUGA: Program Pesisir Tangguh Lanjut sampai 2017

“Secara prinsip nilai gerakan kami adalah perdamaian, sesuai sejarah pembentukan negara oleh founding fathers. Makanya, kini kami harus mewujudkannya dalam tindakan nyata,” kata salah satu perwakilan HMI, Dewanggara, di Gedung KNPI Malang, kemarin (23/12).

Dia mengatakan, mahasiswa sebagai kaum terpelajar dan agen perubahan, khususnya yang tergabung dalam kelompok Cipayung, diharapkan mampu menciptakan kedamaian dengan tidak menyuarakan permusuhan. Paling terdekat, dengan mengondusifkan dua perayaan umat beragama.

BACA JUGA: Yang Mau Liburan, Begini Kondisi Lalu lintas Menuju Anyer

Alif Naqti dari PMII juga khawatir dengan perdamaian yang kian lama kian memudar. Jika hal itu dibiarkan, akan menjadi bom waktu sosial yang membahayakan persatuan.

Kostan Naranglele dari GMNI melihat potensi konflik dengan provokasi suku, agama, ras dan anatomi (SARA) bisa mudah menggoyangkan perdamaian antar warga masyarakat.

BACA JUGA: Polisi Gagalkan Pencurian di Indomart: 1 Ditangkap, 2 Kabur

“Karena itu suara damai ini perlu sebagai fondasi dasar kekuatan menuju persatuan Indonesia,” kata Kostan.

Ketua GMKI Malang, Aten Waingu menyebutkan, ada upaya pihak luar memudarkan perdamaian di negeri ini. “Untuk itulah, sebagai pemuda kami sadar bahwa tugas kita adalah menyuarakan kembali perdamaian," paparnya.

Ia menambahkan, banyaknya kelompok radikal yang menentang nilai-nilai Pancasila sebagai norma dasar Indonesia perlu disikapi tegas dengan menguatkan persatuan dan semangat nasionalisme. “Karenanya momen perayaan Maulid Nabi dan Natal ini sangat tepat untuk menggelorakan perdamaian dalam kondisi masyarakat Indonesia yang beragam,” tandasnya. (ley/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Januari 2016, Berkas Dua Perusahaan Pembakar Lahan Ini Dilimpahkan ke Pengadilan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler