jpnn.com, HONG KONG - Selasa (18/6) pukul 16.00, Chief Executive Hongkong Carrie Lam berjalan menuju tengah panggung aula di kompleks pemerintahan. Di bawah podium, tisu sudah disiapkan. Mungkin berjaga-jaga jika Lam meneteskan air mata.
Pemimpin Hongkong tersebut kembali memberikan permintaan maaf kepada rakyat. Kali ini, ucapan itu keluar langsung dari mulut Lam. Sepertinya, dia mendengar rakyat yang tak puas dengan pernyataan tertulisnya.
BACA JUGA: Gelombang Demonstrasi Membesar, Hong Kong di Ambang People Power
''Saya ingin mengucapkan permintaan maaf terhadap seluruh penduduk Hongkong. Saya seharusnya melakukan pekerjaan yang lebih baik,'' katanya menurut New York Times.
Sikap perempuan 62 tahun tersebut melunak. Selama dua tahun masa jabatannya, baru kali ini dia menarik pernyataannya dan meminta maaf. Dia berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama. ''Kepada para pemuda Hongkong, saya tahu Anda berharap saya menghormati perbedaan pendapat,'' ungkapnya.
BACA JUGA: Demonstran Tewas di Tangan Aparat, Pemimpin Hong Kong Minta Maaf
Lam berdiri sendiri hari itu. Baik secara harfiah maupun metafora. Pidatonya seakan-akan mengalamatkan kesalahan kepada kabinetnya. Dia tak menyebutkan Xi Jinping atau Beijing yang mempunyai kepentingan soal aturan ekstradisi.
BACA JUGA: Gelombang Demonstrasi Membesar, Hong Kong di Ambang People Power
BACA JUGA: Gerakan Lokal
Dia hanya menyebutkan bahwa RUU ekstradisi tak akan diungkit lagi. Kalau memang proses pembahasan masih terhenti sampai Juli tahun depan, secara alami RUU itu akan kedaluwarsa. Namun, dia menolak secara tegas mencabut RUU tersebut.
''Jika memang RUU itu tidak sampai ke meja dewan legislatif tahun depan, pemerintah akan menerima kenyataan tersebut,'' tegasnya sebagaimana diberitakan Agence France-Presse.
Permintaan maaf itu ditolak mentah-mentah oleh rakyat dan politisi pro demokrasi. Mereka merasa ucapan Lam hanyalah akal-akalan. Buktinya, tidak ada tuntutan yang dikabulkan. RUU masih bisa dibahas. (bil/c20/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rakyat Hong Kong Marah, Tiongkok Cuci Tangan
Redaktur & Reporter : Adil