Janjikan Ijazah SD, Pak Kepsek Nikmati Tubuh Murid 3 Kali hingga Hamil 8 Bulan

Senin, 12 Oktober 2015 – 09:10 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - KASUS dugaan pelecehan seks di Samosir, Sumatera Utara menjadi perhatian. Seorang bocah SD berinisial IS dilaporkan menjadi korban oknum kepala sekolah berinisial BS.

Tak tanggung-tanggung, BS menikmati tubuh IS sudah tiga kali, dan kini, IS hamil 8 bulan.

BACA JUGA: ‘Kun Anta’ Flash Mob Hibur Kader PKS Jakarta

Dilansir dari sumut.pojoksatu.id, Senin (12/10), keluarga IS sudah mengadukan kasus ini ke Polres Samosir. Namun ada kabar miring yang menyebutkan kasus ini sempat tersendat karena BS merupakan orangtua dari seorang polisi.

Dugaan pemerkosaan terjadi sekitar Desember 2014. Saat itu, IS bermaksud menebus ijazah SD-nya. Dari versi IS, dia ditawari ijazah dengan syarat harus melayani permintaan sang kepala sekolah.

BACA JUGA: Gema Tabir Kader PKS Bakal Kalahkan Ahok

IS, ABG asal Desa Lumban Suhisuhi Toruan, Pangururan, Samosir itu menceritakan, BS menawarinya ijazah karena dia memang belum punya uang untuk menebus. Saat BS memanggil, tanpa curiga, IS memenuhinya. IS lalu dibawa ke rumah BS yang ketika itu sedang sepi.

Setelah tiba rumah BS, ia dibawa ke rumah kosong di sebelah rumah BS dan meminta jatah kepada IS. Sang kepala sekolah mengancam tidak akan memberikan ijazahnya jika tak melayani permintaannya.

BACA JUGA: Wah... Perusahaan Properti Ini Dilaporkan Langgar Amdal

IS yang diketahui memiliki keterbelakangan mental tak bisa menolak. Terlebih, dia butuh ijazah untuk mendaftar ke SMP. Akhirnya, IS pasrah dan merelakan kegadisannya direnggut sang kepala sekolah.

Setelah kejadian itu, rupanya sang kepala sekolah ketagihan dengan kemolekan tubuh IS hingga dia kembali meminta jatah hingga tiga kali. Lagi-lagi IS hanya bisa pasrah dan tak bisa berbuat apa-apa. Perbuatan bejat itu dilakukan BS di tempat yang berbeda.

Kapolres Samosir AKBP Eko Supriyanto membenarkan kasus tersebut. Namun, dia membantah jika penanganan perkara ini lambat karena putra BS merupakan anggota kepolisian.

“Enggak begitu, memang korban melaporkan seorang mantan kepala sekolah. Cuma kami kesulitan karena dia ada keterbelakangan mental dan keterangannya berubah-ubah,” ujar Eko, Minggu (11/10). (fir/sdf/one)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terungkap!! Oknum Rutan Diduga Bantu Napi Kabur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler