Jannatun Cintya Dewi, Korban Lion Air JT610 yang Genius

Kamis, 01 November 2018 – 20:15 WIB
Bambang Supriyadi (paling kanan), ayah Jannatun. Foto: Aryo Mahendro/JawaPos.com

jpnn.com, SIDOARJO - Satu korban jatuhnya Lion Air JT610 yang teridentifikasi, Jannatun Cintya Dewi telah tiba di rumah duka, Dusun Prempon, Desa Suruh, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Kamis (1/11) pukul 06.00 WIB.

Keluarga, saudara, rekan kerja dan pelayat lain sempat menyalatkan jenazah di rumah duka. Usai menyalatkan Jannatun sejenak, mereka lalu mengantar jenazah ke makam desa Suruh pukul 07.30 WIB. Tak hanya bacaan doa-doa yang mengiringi jenazah korban Lion Air JT-610 itu. Tangis orang tua dan saudara dekat pun mengiringi kepergian Yayas (sapaan akrab Jannatun sejak kecil) ke liang lahat.

BACA JUGA: Bodi Lion Air JT610 di Dasar Laut Seperti Jeruk yang Dibuka

Surtiyem, ibunda Yayas, sempat pingsan saat melihat putri sulungnya dibawa ke makam. Kesedihan mendalam juga masih tampak pada raut wajah Bambang Supriyadi, ayah Yayas. Sesekali, dia menunduk sambil membaca doa bagi arwah putrinya.

Bambang mengenang putri kebanggaannya semasa menjadi siswa di SMAN 1 Sidoarjo. Putri sulungnya itu memang masuk kelas akselerasi sejak pertama masuk sekolah.

BACA JUGA: Sertu Hendra Sempat Putus Asa Mencari Kotak Hitam Lion Air

Tak sia-sia Bambang menyekolahkan Yayas hingga tergabung dengan siswa lain di kelas akselerasi. Menurut Bambang, putrinya paling suka dengan pelajaran IPA.

"Terutama matematika. Nilaine mboten enten sing ngisore wolu (Nilainya tidak ada yang di bawah 8, red). Matematikane mesti entok satus (Nilai matematikanya selalu dapat seratus)," kata Bambang di rumah duka.

BACA JUGA: Perusahaan Tiongkok Mengaku Pemilik Pesawat Lion Air Nahas

Saat ini, kegeniusan Yayas tinggal kenangan. Bambang mengaku tidak punya firasat apa-apa sebelum musibah jatuhnya Lion Air JT610 menimpa putrinya. Bahkan beberapa hari sebelum kejadian, Bambang mengaku sempat berkomunikasi dengan putrinya.

"Tapi komunikasi normal. Biasanya selang tiga atau lima hari enggak ketemu, pasti komunikasi. Nggih, saya bilang jangan lupa makan, jangan lupa sembayang," tutur Bambang.

Sementara itu, Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Sukodono Sutri Winurati menuturkan, Yayas tergabung dalam kelas 8a. Itu adalah kelas unggulan. Dia dan para guru lain menganggap Yayas mumpuni pada hampir semua mata pelajaran.

"Semua menonjol. Terutama bahasa Inggris dan matematikanya. English speaking-nya fluent (fasih) sekali. Kami pernah bikin operet bareng untuk ngisi acara di sekolah dalam bahasa Inggris. Makanya di SMAN 1 Sidoarjo, dia bisa masuk kelas akselerasi," ungkap Sutri.

Wakil Kepala Taspen Surabaya Sri Handariyanto menambahkan, pihaknya akan mengurus semua hak kepegawaian Yayas selama bekerja di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Yakni, terdiri atas hak hari tua dan asuransi kematian.

Rencananya, pengurusan dilakukan setelah suasana duka berlalu. Namun, Handariyanto belum dapat menyebut nominal. Sebab jumlahnya masih harus melalui tahap penghitungan.

"Enggak ada penghitungan berapa lama masa pengabdiannya. Tapi berdasarkan perhitungan khusus. Namanya, meninggal aktif. Itu berbeda dengan dana pensiun," terang Handariyanto. (hdr/jpc)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jasa Raharja Santuni Keluarga Korban Lion Air Rp 50 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Lion Air   JT610  

Terpopuler