jpnn.com - JAKARTA - Peneliti Utama The Jokowi Insitute, Amir Hamzah mengatakan ledakan bom dan penyerangan dengan senjata api yang terjadi di kawasan Sarinah, jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, indikasi kegagalan kinerja intelijen negara mengantsisipasnya.
"Leluasanya para teroris pembawa bom dan senjata api beraksi di kawasan Sarinah, yang tidak jauh letaknya dengan Istana Negara yang terkesan tak sedikit pun terpantau keberadaannya mengindikasikan bahwa intelijen negara tidak optimal," kata Amir Hamzah, di Jakarta, Kamis (14/1).
BACA JUGA: Wahai Penyelenggara Negara, Simak Peringatan Bos KPK Ini
Oleh karena itu lanjutnya, diperlukan evaluasi kinerja intelijen negara sebagai salah satu upaya meningkatkan kewaspadaan nasional dari berbagai ancaman teroris berskala internasional.
"Kelalaian intelijen mendeteksi ancaman ini sudah sangat membahayakan keselamatan masyarakat. Apalagi kejadiannya berlangsung tidak jauh dari Istana Negara," tegasnya.
BACA JUGA: Hadapi Teror, Pemerintah Dipuji KIP
Untung saja kata dia, aparat kepolisian sudah menetapkan wilayah tersebut harus dijaga ketat sejak puluhan tahun lalu. "Jadi, yang berhasil itu justru Polri. Bukan intelijen," ujarnya.
Harusnya, pimpinan Badan Intelijen Negara (BIN) malu dengan kejadian teror bom yang menewaskan 7 orang itu. Sekecil apapun pergerakan teroris di Indonesia ujar Hamzah, harys bisa tercium oleh BIN karena telah memiliki instrumen yang memadai.
BACA JUGA: Jadi Saksi Jero Wacik, JK Tunjukan Keteladanan Hukum
"Presiden jangan lagi mau mempertaruhkan jabatan pimpinan intelijen hanya karena ingin berbagai jabatan dengan Sutiyoso. Jangan hanya karena partai Sutiyoso menjadi salah satu partai pengusung pasangan Jokowi-JK dalam Pilpres, lantas sekarang rakyat menderita," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemdagri Minta Pemda Tinjau Kembali SKT Gafatar
Redaktur : Tim Redaksi