jpnn.com - JAKARTA - Bayang-bayang bakal membengkaknya subsidi bahan bakar minyak (BBM) kian nyata. Hal itu tampak dari lonjakan realisasi subsidi sepanjang periode triwulan kedua 2014 dibandingkan tiga bulan pertama tahun ini.
Laporan terbaru realisasi anggaran Kementerian Keuangan menunjukkan, sepanjang Triwulan kedua 2014, realisasi penyaluran subsidi BBM mencapai Rp 100,7 triliun, melonjak tajam dibanding realisasi periode triwulan I 2014 yang hanya Rp 20,0 triliun.
BACA JUGA: Penjualan BBM Naik 30 Persen
"ÃÂTotal realisasi subsidi BBM periode Januari - Juni 2014 mencapai Rp 120,7 triliun," ujar Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Marwanto Harjowiryono kemarin (26/7).
Tren penyerapan subsidi BBM memang biasanya naik karena Pertamina baru menagihkan beban subsidi beberapa bulan berikutnya. Jika dicermati, realisasi subsidi Rp 120,7 triliun itu berarti sudah mencapai 48,9 persen atau hampir separo dari pagu anggaran subsidi BBM yang dipatok dalam APBNP 2014 sebesar Rp 246,49 triliun.
BACA JUGA: Perputaran Uang Sehari Rp 10 Miliar
Padahal, konsumsi BBM subsidi pada paro kedua tiap tahun biasanya selalu lebih tinggi. Selain karena jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah, konsumsi juga naik karena efek kegiatan arus mudik dan balik lebaran.
Misalnya, Pertamina memperkirakan konsumsi BBM jenis premium jelang Lebaran akan mencapai 109.279 kiloliter per hari, naik 31 persen dibanding konsumsi normal. Adapun konsumsi Premium arus balik akan mencapai 105.063 kiloliter atau 26 persen dibanding konsumsi normal.
BACA JUGA: Pasokan BBM-Listrik Aman
Sebelumnya Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, kunci untuk menghindari membengkaknya subsidi BBM adalah dengan disiplin menjaga agar konsumsi BBM subsidi tidak melampaui kuota 46 juta kiloliter yang sudah ditetapkan dalam APBNP 2014.
"ÃÂIni tahun transisi. Kalau sampai subsidi BBM membengkak, yang menanggung adalah pemerintahan baru,"ÃÂ katanya.
Kementerian ESDM serta Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sudah menyiapkan beberapa langkah untuk menekan lonjakan konsumsi BBM subsidi. Misalnya, dengan tidak menjual premium di jalur jalan tol usai Lebaran nanti.
Sementara itu, terkait subsidi listrik, Marwanto menyebut realisasi subsidi periode triwulan kedua mencapai Rp 29 triliun, melonjak dibanding realisasi periode triwulan pertama 2014 yang sebesar Rp 16,6 triliun. Dengan demikian total realisasi subsidi listrik periode Januari - Juni 2014 mencapai Rp 45,6 triliun.
"Ini artinya sudah 43,9 persen dari pagu anggaran dalam APBNP 2014 (Rp 103,81 triliun),"ÃÂ ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Marwanto, total subsidi energi sepanjang semester I 2014 sudah mencapai Rp 166,3 triliun atau 47,4 persen dari pagu anggaran Rp 350,31 triliun. Adapun realisasi subsidi nonenergi seperti subsidi pupuk, pelayanan public, dan beberapa subsidi lainnya tercatat sebesar Rp 10,3 triliun. Total subsidi yang sudah disalurkan pemerintah pada semester pertama tahun ini mencapai Rp 176,6 triliun. (owi/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agustus, Harga Ayam-Telur Diprediksi Turun
Redaktur : Tim Redaksi