jpnn.com - TACLOBAN - Jumlah korban tewas pasca amukan Topan Yolanda (Haiyan) di Filipina bertambah. Kemarin (13/11) sedikitnya delapan nyawa melayang di Kota Alangalang, Provinsi Leyte. Penyebabnya bukan badai super yang menerjang pada Jumat lalu (8/11) tersebut. Tetapi, mereka tewas lantaran berdesak-desakan saat menjarah beras di sebuah gudang.
Putus asa karena bantuan pangan tidak kunjung datang, ribuan korban selamat Yolanda berbondong-bondong menuju gudang beras milik Otoritas Pangan Nasional. Sampai di sana, mereka langsung mendorong pintu gudang sampai ambruk. Warga yang sudah menahan lapar selama sekitar lima hari itu pun langsung merangsek masuk dan menjarah beras yang tersimpan di dalam gudang.
Aksi brutal ribuan warga yang gelap mata itu berakibat fatal. Sejumlah warga jatuh terdorong massa yang berebut merampas beras dari gudang di kota yang berjarak sekitar 17 kilometer dari Kota Tacloban tersebut. Sebagian di antara mereka terinjak sampai tewas.
BACA JUGA: Dianggap Ingkar Janji, Starbucks Diperintahkan Bayar Kompensasi Rp 32 Triliun
"Salah satu dinding gudang kami ambruk dan delapan orang tewas karena terinjak-injak," kata Rex Estoperez, Jubir Otoritas Pangan Nasional.
Para penjarah di gudang beras milik Otoritas Pangan Nasional itu, menurut dia, sukses melarikan sekitar 100.000 karung beras. Sebelum menjarah gudang beras, mereka yang selamat dari amukan Yolanda menjarah kompleks permukiman dan pertokoan di sekitar tempat penampungan. Bukan hanya makanan, mereka juga mengambil barang-barang berharga yang dianggap punya nilai jual.
Hingga kemarin, menurut Carmelo Espina Valmoria, penjarahan masih berlangsung.
BACA JUGA: Israel Batal Bangun Pemukiman di Tepi Barat
"Penjarahan terus meningkat selama tiga hari terakhir. Tapi, secara umum, situasi keamanan sudah lebih terkendali," ujar direktur Special Action Force Kepolisian Nasional Filipina tersebut.
Dia juga menambahkan bahwa jam malam masih tetap berlaku mulai pukul 20.00 sampai pukul 05.00 waktu setempat.
Meski situasi keamanan sudah membaik, krisis kemanusiaan justru semakin parah. Sebab, bantuan masih belum tiba di Tacloban yang luluh lantak karena Yolanda.
BACA JUGA: Ibu Paksa Anak Sendiri Minum Bensin Lalu Dibakar
"Sekarang semua orang panik. Mereka mengeluhkan makanan dan air bersih yang tidak tersedia. Semua orang, tampaknya, ingin segera meninggalkan tempat ini," ungkap Kapten Emily Chang, salah seorang dokter angkatan laut (AL).
Persediaan obat-obatan untuk korban badai juga, menurut Chang, kian menipis. Selama lima hari bertugas di pos kesehatan bandara, dokter perempuan itu menyatakan kewalahan melayani warga. Sebab, mereka harus menggunakan obat-obatan dengan seminimal mungkin.
"Persediaan antibiotik pun sudah mulai habis," katanya. Dia berharap bantuan obat-obatan segera tiba.
Di sisi lain, pasukan Amerika Serikat (AS) di Filipina masih berusaha keras membuka akses dari dan menuju Tacloban yang buntu lantaran Yolanda. Selain membuka jalur darat, pasukan gabungan AS dan Filipina berusaha meningkatkan layanan di bandara. Kemarin serdadu-serdadu Negeri Paman Sam memasang peranti khusus yang memungkinkan bandara beroperasi pada malam.
"Sebentar lagi bukan hanya armada Korps Marinir AS atau segelintir pesawat dan helikopter yang akan mendarat di sini. Tapi, seluruh armada udara dari segenap penjuru Pasifik juga akan berkumpul di sini," jelas Brigjen Paul Kennedy dari Korps Marinir AS.
Selain membantu proses evakuasi para korban, peningkatan frekuensi pendaratan dan lepas landas pesawat akan bermanfaat menstabilkan suplai bantuan.
Yolanda yang meluluhlantakkan Tacloban dan sebagian besar wilayah Filipina mengakibatkan sedikitnya 580.000 warga telantar. Dalam waktu sekejap mereka kehilangan rumah dan harta benda.
Karena minimnya jumlah bangunan yang masih tegak berdiri, para korban selamat itu pun terpaksa bertahan di tempat-tempat penampungan darurat. Bahkan bertahan di lapangan tanpa atap.
Dalam wawancara dengan CNN kemarin, Presiden Benigno Aquino III alias Noynoy menyebutkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 2.275 orang. "Mungkin jumlah total korban tewas karena badai bisa mencapai sekitar 2.500 orang. Tidak 10.000 orang sebagaimana yang diperkirakan selama ini," ungkapnya.
Beberapa waktu lalu PBB meramalkan jumlah korban tewas karena Yolanda bisa menembus angka 10.000.
Sementara itu, AS mulai menggerakkan kendaraan-kendaraan amfibi mereka ke lokasi-lokasi terpencil. Armada militer itu mengangkut ratusan personel Korps Marinir AS untuk membagikan bantuan dan mengevakuasi warga yang terluka.
Karena proses perbaikan jalan dan pembukaan jalur memakan waktu lama, AS mengerahkan kendaraan yang mampu menembus medan-medan ekstrem tersebut.
Kemarin bantuan mulai mengalir dari berbagai negara. Jepang berjanji mengirimkan 1.000 personel militer untuk membantu proses evakuasi korban dan distribusi bantuan. Dari berbagai negara di segala penjuru dunia, bantuan dalam bentuk uang tunai, dana rehabilitasi, obat-obatan, tenaga medis, dan kendaraan militer juga mulai berdatangan. (AP/AFP/hep/c14/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lukisan Bacon Terjual Rp 1,6 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi