Jaringan Gas Rumah Tangga Tekan Ketergantungan Impor Elpiji

Senin, 14 Agustus 2017 – 09:33 WIB
Ignasius Jonan. Foto: Imam Husein/dok.JPNN.com

jpnn.com, MOJOKERTO - Ketergantungan akan impor elpiji diharapkan bisa ditekan dengan pemanfaatan jaringan gas (jargas) rumah tangga.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, impor elpiji tiap tahun mencapai 4,5 juta ton.

BACA JUGA: Dorong Pertamina Punya Kilang Euro IV ketimbang Indonesia Kerepotan

”Impor bisa kurang dengan jargas,” kata Jonan saat mengecek jargas untuk rumah tangga yang dibangun dan dioperasikan PT Pertamina Gas di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), Minggu (13/8).

Jargas tersebut disediakan untuk 5.101 sambungan rumah tangga (SR) melalui pendanaan APBN 2017 senilai Rp 37,8 miliar.           

BACA JUGA: KKP Bersinergi dengan Pertamina

Jonan mengatakan, pembangunan jargas bertujuan mendorong rumah tangga  untuk memanfaatkan gas alam sebagai bentuk diversifikasi energi.

Menurut dia, program jargas dapat memangkas pengeluaran pemerintah maupun masyarakat untuk keperluan dapur.

BACA JUGA: Bareskrim Segera Sita Aset Pertamina di Simprug

 ”Aspek keselamatan, keamanan, serta dampak lingkungan penggunaan jargas juga lebih baik karena menggunakan tekanan lebih rendah (hingga 0,1 bar) dan pembakarannya lebih bersih dengan aliran yang kontinu selama 24 jam,” ujarnya.

Penggunaan jargas secara nasional diyakini mampu mengurangi impor elpiji 20 ribu ton per tahun.

Dengan demikian, subsidi bisa dihemat sebesar Rp 141 miliar per tahun.

Presiden Direktur PT Pertamina Gas Suko Hartono mengatakan, pihaknya menargetkan proyek jargas Kabupaten Mojokerto selesai sesuai kontrak pada 31 Desember 2017.

 ”Kabupaten Mojokerto nantinya akan menyusul Surabaya dan Sidoarjo yang sebagian warganya telah memanfaatkan gas bumi untuk kebutuhan rumah tangga,” papar Suko.

Infrastruktur jargas di Kabupaten Mojokerto itu mendapat alokasi gas dari Kangean Energy Indonesia sebesar 0,25 mmscfd.

Jonan kemarin juga menilik pengembangan infrastruktur jargas di Kabupaten Sidoarjo yang dikelola Pertamina Gas sejak 2013.

Saat ini terdapat 10.350 SR di Sidoarjo yang dibangun dengan menggunakan APBN.

Sekitar 89 persen dari total tersebut atau 9.187 SR telah dialiri gas dari Lapindo Brantas Inc sebesar 0,8 mmscfd.

”Sisanya akhir tahun ini sudah teraliri semua di Sidoarjo,” kata Suko.

Pada 2018, Kementerian ESDM merencanakan pembangunan 12.000 SR lagi di Kabupaten Sidoarjo.

Suko juga memaparkan, jargas yang dikelola Pertamina pada 2017 mencapai 31.031 SR dan tersebar di enam wilayah kabupaten/kota.

Yakni Kabupaten Mojokerto, Kota Bontang, Kabupaten Pali, Kabupaten Muara Enim, Kota Samarinda, dan Kota Pekanbaru.

”Jadi, total jargas kita sejak tahun 2011 menjadi 122 ribu di seluruh Indonesia,” papar Suko. (car/c11/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Kontrak Berakhir, JOB PPEJ Maksimalkan Produksi


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler