Jateng Kandang Banteng, Hasto Yakin Ganjar Satu Periode Lagi

Rabu, 14 Februari 2018 – 19:41 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Taj Yasin dan KH Maimoen Zubair. Foto: Radar Semarang

jpnn.com, SEMARANG - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) memanaskan mesinnya untuk kembali memenangkan Ganjar Pranowo pada Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng). Hari ini (14/2), partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu menggelar Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) DPD PDIP Jateng demi memenangkan Ganjar yang berpasangan dengan Taj Yasin.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, Jateng harus tetap menjadi basis bagi partai berlambang kepala banteng itu. Karena itu, Hasto mengajak kader-kader partainya agar tak ciut nyali menghadapi pesaing Ganjar yang hendak mematahkan mitos Jateng sebagai kandang banteng.

BACA JUGA: Bu Mega Itu Hajah, Tak Mungkin Minta Pemerintah Larang Azan

“Dengan melihat soliditas kita ini akan menjadi kekuatan gerak untuk menjaga agar Ganjar satu periode lagi sebagai Gubernur dan wakilnya Gus Yasin," kata Hasto di depan ratusan peserta Rakerdasus DPD PDIP Jateng di Semarang.

Politikus asal Yogyakarta itu juga mengungkapkan optimismenya bahwa Ganjar akan kembali terpilih untuk periode kedua. Terlebih, kini Ganjar yang berduet dengan Gus Yasin juga didukung partai lain seperti Partai Persatuan Pembangunan, Partai Golkar, Partai NasDem dan Partai Demokrat.

BACA JUGA: Jokowi ke Maluku, Pelantikan Pimpinan DPR dari PDIP Ditunda

"Mas Ganjar dan Gus Yasin merupakan satu kesatuan kepemimpinan yang berdedikasi bagi rakyat,” sambungnya.

BACA JUGA: Hamdalah, Pak Jokowi Setuju Guru Honorer Bakal Jadi CPNS

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam Rakerdasus DPD PDIP Jawa Tengah di Semarang, Rabu (14/2).

Hasto dalam kesempatan itu juga mengajak kader-kader PDIP untuk menepis tuduhan yang menyebut partai pemenang Pemilu 2014 itu mengambil jarak dengan Islam. Menurutnya, jika PDIP berjarak dengan Islam tentu tak mungkin menduetkan Ganjar dengan Taj Yasin yang juga putra ulama kondang Jateng KH Maimun Zubair.

“Itu adalah upaya politik mendiskreditkan PDI Perjuangan. Kita tidak boleh diam," tegasnya.

Karena itu Hasto juga kembali membeberkan komitmen Megawati terhadap Islam. Sebagai contoh, Megawati semasa menjabat Presiden RI dengan tegas menolak serangan sepihak oleh Amerika Serikat dan sekutunya ke Irak.

Megawati, kata Hasto, juga melihat ketidakadilan terhadap Palestina menjadi akar terorisme. “Ibu (Megawati, red) justru dengan lantang mengatakan akar terorisme adalah ketidakadilan terhadap Palestina dan kita memberikan dukungan sepenuhnya kepada kemerdekaan Palestina," tegas Hasto.

Keputusan Megawati mendukung Palestina juga didasari pada akar sejarah. Bahkan, Proklamator RI Bung Karno semasa menjadi presiden juga getol menyuarakan kemerdekaan bagi Bangsa Palestina.

Bahkan, guru-guru Bung Karno adalah tokoh-tokoh Islam terkemuka seperti HOS Tjokroaminoto, KH Ahmad Dahlan, Kyai Wahid Hasyim dan Kyai Wahab Hasbullah. “Islam adalah jalan peradaban untuk membangun Indonesia Raya,” ungkap Hasto.

Bung Karno juga berdiplomasi dengan menyuarakan kepentingan umat Islam. Sebagai contoh, Bung Karno pernah meminta Nikita Khrushchev saat memimpin Uni Soviet untuk menemukan makam Imam Bukhari.

Permintaan Bung Karno itu sebagai syarat bagi Khrushchev yang mengundang Presiden Pertama RI itu ke Leningrad atau St . Hingga akhirnya makam Imam Bukhari ditemukan di Azerbaijan.

Bahkan, Bung Karno juga punya jejak penting bagi Masjid Biru di St Petersburg. Sebab, masjid yang sempat terbengkalai di era Stalin dan Khrushchev itu menjadi terurus lagi atas permintaan Bung Karno.

"Tanpa Bung Karno tidak ditemukan makam Imam Bukhari. Tanpa Bung Karno tidak ada masjid biru di negara komunis Uni Soviet," tutur Hasto.(jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ziarahi Makam Marhaen, Kang TB Tegaskan Komitmen Bela Rakyat


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler