Jateng Terima Penghargaan Insentif Fiskal atas Kinerja Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Kamis, 09 November 2023 – 17:17 WIB
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mewakili Pemprov Jateng menerima penghargaan insentif fiskal atas kinerja pengentasan kemiskinan ekstrem. Penghargaan disampaikan langsung oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Humas Pemprov Jateng.

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menerima insentif fiskal Rp 5,79 miliar atas kinerjanya dalam penghapusan kemiskinan ekstrem.

Penghargaan itu diserahkan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin kepada Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana saat Rapat Koordinasi Nasional dan Penyerahan Insentif Fiskal Kategori Kinerja Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Tahun Berjalan 2023 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (9/11).

BACA JUGA: Pemprov Jateng Menggandeng Baznas dan Swasta Mengatasi Kemiskinan Ekstrem

Pemprov Jateng mendapatkan penghargaan insentif fiskal tersebut karena pencapaian kinerja dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem dinilai baik.

Selain itu,  Pemprov Jateng patuh dalam memverifikasi data percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE) dan melaporkan pelaksanaannya.

BACA JUGA: Terima Audiensi BNNP Jateng, Nana Sudjana Dorong Sinergisitas dan Kolaborasi Pemberantasan Narkoba

Alokasi APBD maupun penunjangnya, juga berpihak pada upaya pengentasan kemiskinan ekstrem.

Nana Sudjana mengatakan bahwa upaya percepatan penanggulangan kemiskinan akan terus digenjot hingga akhir 2024.

BACA JUGA: Jateng Surplus Beras 2,41 Juta Ton, Nana Sudjana: Pangan Prioritas Utama Pembangunan Ekonomi Nasional

Caranya dengan mengintervensi delapan komponen sasaran, yaitu RTLH, listrik, sumber air, jamban, stunting, anak tidak sekolah, disabilitas dan individu tidak bekerja.

Pendanaan untuk melakukan intervensi tersebut tidak hanya mengandalkan anggaran negara.

Pemerintah Provinsi Jateng juga melibatkan pihak swasta, lembaga amil zakat dan masyarakat.

"Sesuai target nasional, pada akhir 2024 nanti kami memaksimalkan untuk mencapai nol persen kemiskinan ekstrem," tuturnya.

Sementara, Ma’ruf Amin menekankan pimpinan daerah memiliki peran krusial dalam menyusun program dan kegiatan, serta keberpihakan anggaran daerah untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Apalagi, waktu untuk menuju target nol persen kemiskinan ekstrem hanya tersisa satu tahun.

"Saya minta agar konsistensi seluruh pimpinan daerah tetap terjaga. Utamanya dalam melaksanakan strategi  pengurangan beban pengeluaran masyarakat, peningkatan pendapatan keberlanjutan kelompok masyarakat miskin ekstrem, serta penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan,” kata Ma’ruf .

Selain itu, juga perlu melakukan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan aspek pertumbuhan, keadilan sosial, dan keterjangkauan juga agar menjadi perhatian bersama.

Wapres menilai berbagai langkah konkret untuk mencapai target penghapusan kemiskinan ekstrem sudah mulai terlihat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), per Maret 2023, angka kemiskinan ekstrem tersisa 1,12 persen.

Pada 2018, angkanya masih sebesar 3,6 persen.

"Pekerjaan rumah kita adalah menjaga tren penurunan ini hingga dapat tercapai. Semua upaya ini hanya mungkin terwujud melalui kolaborasi dan kerja sama, kerja keras seluruh pemangku kepentingan. Kerja aktif seluruh kepala daerah menjadi prasyarat mutlak tercapainya target penurunan kemiskinan ekstrem," pungkas Ma’ruf Amin. (jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : JPNN.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler