Jateng Tertinggi Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua

Senin, 15 Februari 2021 – 15:21 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan vaksinasi kedua Jateng tertinggi se-Indonesia. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyebut tingginya vaksinasi penyuntikan kedua tak lepas dari peran aktif kabupaten dan kota se-Jateng.

“Penyuntikan kedua itu, karena jadwal saja yang tidak bisa dipercepat. Ini sudah luar biasa, penyuntikan kedua 69 persen itu tertinggi di Indonesia. Rata-rata di Indonesia hanya 29 persen” kata Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo usai Rapat Penanganan Covid-19 di kompleks kantor Gubenur Jateng, Kota Semarang, Senin (15/2).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Tokoh Mahasiswa Kristen Bela Din Syamsuddin, Ada Sebut RI 10, Rizieq Ditemani 2 orang

Menurut Yuli, adapun penyuntikan vaksinasi yang masih belum dilakukan lantaran masih menunggu jadwal. Dia menuturkan di tahap kedua vaksinasi ini ada lima kabupaten dan kota yang termasuk tinggi.

“Yang tertinggi (penyuntikan kedua) Kabupaten Wonosobo 87,5 persen, Kota Pekalongan, Kabupaten Boyolali, Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang. Sedangkan yang masih rendah di Sukoharjo 41,6 persen,” beber Yuli.

BACA JUGA: Simak, Pak Ganjar Ungkap Sejumlah Kabar Baik untuk Warga Jateng

Dia mengatakan pula, adanya vaksinasi yang tinggi telah memberikan dampak positif. Yuli mencontohkan, pada tenaga kesehatan (nakes). Jadi, setelah vaksinasi dilakukan telah terjadi penurunan kasus konfirmasi positif Covid-19 pada nakes.

“Sebelumnya itu rata-rata tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif covid-19, semingggu rata-rata 250-300 orang nakes per mingu di Jawa Tengah. Tetapi setelah vaksinasi, itu menurun, bahkan minggu terakhir ini, seminggu itu hanya 27 orang,” sambungnya.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Jangan Coba-coba Ganggu Din Syamsuddin, Ganjar Lari dari Panggung, Ini Reaksi Johan Budi

Yuli menuturkan masih adanya nakes yang belum mendapatkan vaksin itu karena komorbiditas. Namun, karena sekarang ada kebijakan baru, diharapkan akan semakin banyak nakes yang menjalani vaksin.

Diketahui, aturan baru pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dapat diberikan pada kelompok usia 60 tahun ke atas, komorbid, penyintas COVID-19 dan ibu menyusui dengan terlebih dahulu dilakukan anamnesa tambahan.

Sementara bagi komorbid dengan hipertensi bisa divaksinasi kecuali jika tekanan darahnya di atas 180/110 MmHg, dan pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan sebelum meja skrining.

Kemudian bagi komorbid penderita diabetes tetap bisa divaksinasi sepanjang belum ada komplikasi akut. Sedangkan bagi penyintas kanker bisa tetap diberikan vaksin.

“Dua minggu terakhir itu tidak ada satupun tenaga kesehatan yang meninggal. Biasanya selalu ada setiap minggu. Itu tidak ada. Moga-moga itu tren bagus,” harap Yuli.

“Nakes yang belum divaksin sekitar 15 persen tetapi kebanyakan itu karena mempunyai kriteria eklusi seperti usia lansia, punya komorbid, baik hipertensi, diabetes, maupun yang lain. Ini yang selama ini sekitar kurang dari 15 persen,” pungkas. (flo/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler