jpnn.com, SURABAYA - Direktur Riset dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Wawan Rusiawan mengatakan, Jawa Timur merupakan pasar potensial untuk pengembangan Bekraf Information System in Mobile Application (Bisma).
Sebab, di Jatim terdapat 1,49 juta pelaku ekonomi kreatif (ekraf). Di Surabaya sendiri terdapat 141 ribu pelaku ekraf yang sebagian besar bergerak di bidang kuliner, fashion, kriya, dan fotografi.
BACA JUGA: Pemerintah Gali Industri Kreatif di Indonesia Timur
”Nah, dari total di Jatim itu, yang telah menggunakan BISMA masih 1.400 dan di Surabaya 419. Jadi, potensinya masih besar,” tutur Wawan, Senin (12/11).
Dia menambahkan, hingga saat ini secara nasional sudah ada 25 ribu pelaku ekonomi kreatif (ekraf) yang telah terdaftar dalam database BISMA.
BACA JUGA: Walkot Denpasar: Ekonomi Kreatif Penggerak Sektor Pariwisata
”Gunanya untuk komunikasi dua arah dengan mereka agar bisa sharing tentang masalah apa yang sedang dihadapi,” ujar Wawan.
Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menjelaskan, 98 persen kekuatan ekonomi Surabaya berasal dari ekonomi kreatif.
BACA JUGA: Industri Kreatif Diprediksi Sumbang PDB Rp 1.000 Triliun
”Pertumbuhan ekonomi Jatim selalu di atas rata-rata nasional karena pelaku ekonomi kreatifnya berkembang. Kami ingin UKM di bidang ekonomi kreatif bisa naik kelas dengan memanfaatkan BISMA,” ungkap Whisnu.
Berdasar hasil survei khusus ekonomi kreatif BPS dan Bekraf, pada 2016 PDB ekraf tercatat Rp 922,59 triliun.
Angka tersebut meningkat 4,9 persen daripada tahun sebelumnya. Hingga akhir tahun ini, ditargetkan PDB ekonomi kreatif mampu melebihi Rp 1.000 triliun. (car/c10/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok Pagi Rudiantara Beber Industri Kreatif Digital di IPB
Redaktur & Reporter : Ragil