jpnn.com - BANDUNG - Indikasi kecurangan di PON XIX/2016 Jabar semakin menjadi-jadi. Protes pun datang bertubi-tubi dari para peserta pesta olahraga yang harusnya menjunjung kejujuran dan sportifitas tersebut.
Terbaru, giliran protes terjadi di cabor sepatu roda. Dalam lomba yang digelar di kompleks GOR Saparua, Bandung, Kamis (22/9) siang, panpel ternyata tak menggunakan timer digital.
BACA JUGA: Apandi Raih Medali Emas Sekaligus Pecahkan Rekor
Perlombaan sepatu roda akhirnya hanya memakai timer manual, stopwatch.
"Ini kelas PON kok pakai manual, sangat riskan kalau selisih waktunya tipis apalagi di nomor ITT, " ujar Manajer Sepatu Roda, Bambang Eko usai pertandingan.
BACA JUGA: Nasib Tim Takraw Bengkulu, Datang Jam 2 Siang, Tanding 2 Dini Hari
Indikasi kecurangan semakin kentara, setelah hasil lomba disembunyikan, alias tak diumumkan langsung saat satu per satu atlet telah turun.
"Ini parah, hasil baru diumumkan setelah seluruh atlet menyelesaikan perlombaan. Di kejuaraan apapun, kalaupun pakai manual, langsung diumumkan satu persatu catatan waktunya. Tidak menunggu seluruh selesai, " ujarnya.
BACA JUGA: Jabar Sudah Jauh, DKI dan Jatim Bersaing jadi Nomor 2
Kecurangan terbukti saat perlombaan nomor ITT 300 meter putra. Hasil penghitungan panitia ternyata tak sama dengan catatan waktu beberapa kontingen.
Hasil panitia menyatakan atlet Jawa Barat mendulang medali emas atas nama Azmi Al Ghifari Djayadi dengan catatan waktu, 00.26.256 detik. Kemudian Mirko Andrasari dari DKI Jakarta mencatatkan 26.258 detik di posisi kedua. Sedangkan medali perunggu diraih Jatim, Reza Oktoriyanto dengan 26.463 detik.
Parahnya, catatan panitia ini ternyata tidak sama dengan catatan resmi dari tim DKI Jakarta dan Jawa Timur. Dari catatan dua daerah itu, medali emas harusnya diraih atlet DKI.
"Kami fair, dari catatan kami, harusnya medali emas diraih DKI Jakarta, baru atlet kami di posisi kedua. Ini ternyata dibalik semua, ini benar-benar parah kecurangannya," terang Bambang. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KONI Buang Badan soal Jeleknya Kepemimpinan Wasit di PON
Redaktur : Tim Redaksi