SUNGGUH, saya tidak terlalu paham makna “cinta monyet” ituMengapa muncul istilah monyet dalam cinta? Sa ya hanya yakin, bahwa itu makna konotatif yang dalam Bahasa Indonesia di sebut bukan makna yang sebenarnya
BACA JUGA: Masih Sarapan Indomie?
Sama derajadnya dengan kata-kata “bua ya darat”, “mata keranjang”, “otak udang”, “wedus gembel”, “lintah darat” atau “ayam kampus.” Nama-nama bina tang akrab dipakai untuk mendes krip sikan sesuatu.Saya tertarik dengan sebutan “cinta monyet” yang amat fenomenal di era 70-an sampai 80-anIstilah yang sering dipakai untuk berpuisi dan menggubah laguCinta monyet itu cinta yang malumalu mau, atau mau-mau malu Cin tanya anak-anak SMP dan SMASama de ngan sifat monyet, yang suka bersembunyi, tetapi di balik persembunyian itu, matanya serius menguntit Tipe cinta model monyet ini, sebagian be sar kandas oleh perjalanan waktuMakin dewasa, makin banyak berjumpa kawan, makin berubah sudut pandang akan cintanya.
Akhirnya, cinta mo nyet itu lebih sebagai kisah masa remaja yang hanya indah untuk dikenangBangsa ini, sepertinya masih berkutat di kategori “cinta monyet” terhadap binatangBelum naik ke level “cinta mati” apalagi “cinta buta.” Saya percaya, semakin tinggi tingkat peradaban sebuah negeri, kadar cintanya pada sesama makhluk, ---baik manusia, binatang, maupun pepohonan—semakin meningkatNorma kita masih longgar, untuk mencintai sesama ciptaan Tuhan itu.
Saya pernah dibuat kaget, ketika seorang saudara memeriksakan anjing kesayangannya ke dokter hewanAnjing kecil berbulu keriting itu akhirnya harus dioperasi, dan tagihannya Rp 30 juta? Wow! Sudah begitu, nyawanya tak tertolong lagi, dan berakhir dengan kematian tragisSatu keluarga berkabung, jasad (mereka marah kalau dibilang bangkai, red) anjing itu dikuburkan mirip tata cara mengebumikan manusia.
Diiringi tangis haru, bunga mawar merah dan putihKisah serupa juga pernah menimpa adik, yang mengalami depresi berat hampir satu minggu, gara-gara ditinggal Reno, anjing kesayangannya pergi ke alam bakaRupanya banyak kisah-kisah romantis, yang menandai kedekatan batin antara manusia dan binatang kesayangannyaArtis-artis dunia, sudah sejak 10 tahun terakhir terus mempopulerkan spirit “cinta binatang”.
Katy Perry, istri Russel Brand yang nge-hits melalui lagu Fireworks malah meminta penggemar mendonasikan uangnya untuk amal peduli nasib hewanPenyanyi, pencipta lagu, dan aktris yang dibesarkan di Santa Barbara, California ini mengarahkan ke American Society for the Prevention of Cruelty to Animals (Aspca), melalui situs aspca.org.
Di AS maupun Eropa, orang-orang semacam Ketty Perry, salah seorang pengisi suara dalam film The Smurfs ini, jumlahnya cukup signifikanSetiap area pedestrian, tempat pejalan kaki, banyak orang yang asyik menggandeng tali pengikat anjingKe manapun dia berada, restoran, toilet, angkutan public, si anjing itu tidak pernah ditinggalPenyanyi remaja AS, Justin Bieber juga samaDia bekerja sama dengan organisasi hak binatang People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), untuk kampanye sayang binatang.
Penyanyi yang pernah manggung di Jakarta ini mengajak khalayak untuk meningkatkan kesadaran akan tempat penampungan hewanDia sendiri, sebelum pindah ke Stratford dari Kanada, pernah mengadopsi anjing keturunan Papillon, bernama SamPETA sendiri, sudah meluncurkan situs dewasa (21 tahun ke atas), dengan gambar- gambar selebriti dan binatang piaraan, dalam permainan foto yang artistikPesan dari foto-foto itu adalah membela hak binatang, agar tidak dibantai dan diambil kulit atau bagian yang bernilai komersialMereka juga menyuarakan gerakan vegetarian, agar hewan tidak semakin tersisih dari kehidupan.
Karena itu, ketika belakangan ada banyak peristiwa kekerasan terhadap binatang, ---apalagi jenis langka--- itu cukup menusuk perasaanSeekor komodo, binatang purba yang membuat pamor pariwisata Indonesia terangkat, karena masuk dalam tujuh keajaiban dunia itu, mati di Kebun Binatang Surabaya (KBS), gara-gara makan plastikRusa-rusa di Taman Monas Jakarta, juga tidak terurus, kekurangan minum, gara-gara pompa airnya macetYang paling spektakuler, adalah pembantaian besar-besaran, hampir 750 orangutan di Kalimantan selama setahun, 2008-2009.
Mereka dibunuh, hanya karena dianggap sebagai hama perusak sawah dan ladang kelapa sawitWashington Post mempublikasikan hasil survei itu di AS, ditulis oleh Erik Meijaard, Kecaman dan kritikan pedas datang dari berbagai segiPadahal mamalia ini tergolong dilindungi pemerintah, dan 90 persen spesies ini di dunia, habitatnya tinggal di Kalimantan, persisnya di hutan tropisThe Nature Conservancy dan 19 organisasi swasta lainnya --termasuk WWF dan Asosiasi Ahli Primata Indonesia--- mengamati sebab-sebab pembunuhan orangutan ini.
Mereka menginterview 6.983 orang di 687 desa di tiga provinsi Kalimantan antara april 2008 hingga september 2009Bukti-bukti seperti tengkorak, kulit dan tulang belulang, juga masih banyak yang tersisaKonon, mereka dibantai, diburu, karena setiap kepala orangutan dihargai Rp 1 jutaGerombolan orangutan itu dianggap hama perusak kebun kelapa sawit, yang dikelola dan dimiliki pengusahaMereka tidak peduli, alasan mengapa binatang langka itu turun gunung? Mereka tidak pusing, bahwa penyebabnya, karena habitatnya mereka mulai terdesak oleh perkebunan itu.
Sayang, mereka tidak punya HAB (Hak Asasi Binatang), sebagaimana manusia punya HAM (Hak Asasi Manusia)Di Boyolali, sapi-sapi sebelum dijual untuk kurban, dipaksa minum air puluhan liter agar berat dagingnya bertambahDi Palembang, ayam sebelum dijual dijejali makanan melebihi ruang kapasitas tembolok dan mulutnyaTujuannya sama eksploitatif, agar berat badannya bertambah sebelumnya dijual kiloan.
Cara membawa ayam dan bebek ke pasar, hanya digantung dan diikat di sepeda motorAh, masih banyak lagi, nasib binatang yang jauh dari rasa peri kemanusiaan (baca: juga kehewanan, red)Cinta kita masih “cinta monyet”, belum cinta mati, belum cinta sejatiKemarin, Wapres Boediono mengingatkan akan “ketulusan cinta” itu di peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Indonesia 2011! Sebuah peringatan, yang biasanya dirayakan tiap tanggal 5 November itu, untuk memompa rasa kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa (bunga) dan satwa langka, sejak 1993Masalahnya, “cinta monyet”, atau ”cinta orang utan”?