Jawa Pos Raih Gelar Koran Terbaik Dunia

Senin, 01 Agustus 2011 – 15:05 WIB

PARIS - Harian Jawa Pos, induk JPNN, berhasil meraih gelar tertinggi World Young Reader Prize 2011, menjadi koran terbaik dunia dalam inovasi untuk meraih dan mengembangkan pembaca mudaPenghargaan itu dipastikan oleh asosiasi penerbit sedunia, WAN-IFRA, Jumat akhir pekan lalu (29/7).

Dalam ajang tahunan yang diikuti koran dari seluruh dunia tersebut, Jawa Pos meraih kemenangan pada kategori Enduring Excellence

BACA JUGA: Operator Terus Perbesar Infrastruktur Data

Penilaian dilakukan oleh dewan juri yang ditunjuk WAN-IFRA, berdasar komitmen dan konsistensi untuk meraih dan mempertahankan pembaca muda.  Tidak cukup sampai di situ
Dewan juri kemudian menyatakan Jawa Pos layak meraih gelar tertinggi: World Young Reader Newspaper of the Year 2011.

Lewat surat resmi yang disampaikan WAN-IFRA, tim juri menyatakan Jawa Pos unggul mutlak

BACA JUGA: IHSG Diprediksi Masih Fluktuatif

Bahkan, departemen dan halaman anak muda DetEksi yang terbit setiap hari di Jawa Pos dianggap tak punya tandingan
"Terus terang, tim juri membuat keputusan dengan sangat mudah," kata Dr Aralynn McMane, executive director, Young Readership Development, World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA), yang berpusat di Paris, Prancis, dan Darmstadt, Jerman.

Tim juri pun memberikan penjelasan detail mengapa Jawa Pos layak meraih penghargaan tertinggi ini, seputar sukses halaman DetEksi yang terbit sejak 2000.
"Jawa Pos telah menunjukkan kerja luar biasa

BACA JUGA: Mitsubishi Capai Transaksi Fantastis

Memiliki program yang substansial, yang dijalani bertahun-tahun, dan punya komitmen sukses dalam menggandeng anak muda, baik lewat halaman koran maupun kegiatan off-print," begitu tulis pesan dari tim juri.

Lebih lanjut, juri menilai lembaran DetEksi "yang terbit setiap hari di Jawa Pos" sebagai sesuatu yang "lebih" dari sekadar halaman anak muda biasa"DetEksi merupakan sebuah strategi komplet untuk menemukan, menggandeng, dan mempertahankan pembaca mudaDan, yang paling penting, DetEksi membuahkan hasil," tegas tim juri.

Dr Aralynn McMane menyampaikan, pengumuman resmi penghargaan itu secara global baru disampaikan sekitar dua pekan lagiNamun, Jawa Pos sudah mendapat hak untuk mengumumkannya sendiriPenyerahan penghargaan sendiri baru dilaksanakan pada 12 Oktober mendatang di Wina, AustriaYaitu, saat dilangsungkannya 63rd World Newspaper Congress (kongres koran sedunia) dan 18th World Editors Forum (forum editor sedunia).

Dalam ajang itu Jawa Pos diminta mempresentasikan perkembangan DetEksi dalam 11 tahun terakhirMenurut Azrul Ananda, direktur harian Jawa Pos, pihaknya diberi tahu layak masuk unggulan World Young Reader Prize 2011 setelah Konferensi WAN-IFRA Asia Pasifik di Bangkok, April laluDalam beberapa pekan belakangan ini Jawa Pos telah diminta mengirimkan materi informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan juri tentang program DetEksi.

Setiap tahun World Young Reader Prize diberikan kepada koran-koran yang dianggap inovatif dalam menggandeng dan mengembangkan pembaca muda"Kami sangat bangga dengan penghargaan tingkat dunia iniApalagi, ini atas sebuah pencapaian yang prosesnya harus dijalani dengan sangat panjang, dengan konsep yang harus disiapkan secara matangBukan pencapaian instan atau sebuah momen keberuntungan," kata Azrul

"Beberapa tahun lalu kami pernah disarankan ikut, namun waktu itu kami belum mau ikutSekarang kami sudah punya hasil konkret dari pentingnya konsistensi menggandeng pembaca mudaKali pertama ikut langsung menang tingkat dunia," tambah Azrul

Berkat DetEksi, jelas Azrul, belakangan Jawa Pos memang meraih hasil-hasil yang dia anggap mengagumkanKetika koran-koran dianggap menghadapi masa sulit, Jawa Pos mampu menjaga konsistensi dan eksistensi.

"Survei Nielsen dalam beberapa tahun terakhir selalu menunjukkan bahwa Jawa Pos memiliki readership terbanyak di Indonesia, mengalahkan semua koran yang ada, termasuk yang terbit dari JakartaBukan hanya ituSurvei juga menunjukkan bahwa 51 persen pembaca Jawa Pos berusia lebih muda dari 30 tahunKalau ditarik mundur, semua itu bisa dibilang adalah hasil "pengaderan pembaca DetEksi" yang dimulai sejak 2000," tutur Azrul

"Kami berhasil membuktikan bahwa koran tidak akan punya masalah di masa mendatangTinggal bagaimana koran itu beradaptasi dan terus menarik minat pembaca di era yang terus berubah," tandasnya.

Memang hasil itulah yang disebut memukau tim juriJumlah pembaca muda Jawa Pos jauh lebih besar daripada koran-koran lain di IndonesiaTim juri juga mengatakan, apa yang dilakukan Jawa Pos lewat DetEksi bisa dijadikan contoh bagi koran-koran lain di seluruh duniaBaik itu cara mengelola halaman yang melibatkan personel muda, cara menyampaikan rubrik, maupun program-program off-print seperti kompetisi basket pelajar DBL (dulu DetEksi Basketball League, sekarang Development Basketball League).

Apa yang dilakukan Jawa Pos dengan DetEksi ini disebut bisa menjadi inspirasi bagi koran-koran lain di seluruh dunia"Content dan program-program DetEksi sangatlah mengagumkan dan dengan mudah bisa direplikasi oleh koran-koran lain," tulis tim juri.

Dengan hasil ini, Azrul mengaku segenap personel Jawa Pos menjadi semakin terpacu untuk terus berinovasi di bidang jurnalistik agar menghasilkan produk yang lebih baik lagi"Saya yakin seluruh media di bawah bendera Jawa Pos Group, yang jumlahnya hampir 200 koran dan televisi-televisi lokal dari Aceh sampai Papua, juga termotivasi untuk terus berinovasi," ujar Azrul(nur/c2/iro)
   

BACA ARTIKEL LAINNYA... LHE Tiongkok Bisa Kuasai 200 Juta Pasar Domestik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler