BACA JUGA: Koreksi IHSG Belum Berhenti
Sedangkan pertumbuhan konsumsi LHE dalam negeri rata-rata tiap tahun sebesar 20 persen.Ketua Asosiasi Perlampuan Indonesia (Aperlindo) John Manopo memperkirakan konsumsi LHE dalam negeri tahun ini meningkat sampai 260 juta unit
BACA JUGA: Ramadan, Samsung Tambah 40 Persen Stok Ponsel
Sedangkan tahun lalu realisasi konsumsi dalam negeri mencapai 200 juta unitDia merinci, total penjualan sepanjang semester pertama 2011 dibagi untuk impor sebanyak 103 juta unit dan sisanya LHE produksi lokal sejumlah 22 juta unit
BACA JUGA: Garuda Disuntik Modal Rp 500 M
Secara omzet, dia memperhitungkan harga rata-rata untuk satu unit lampu senilai USD 1, sehingga total bisa mencapai USD 120 juta.Tingginya porsi lampu impor pada semester pertama tersebut diyakini berlanjut pada semester berikutnyaDijelaskan, hampir seratus persen lampu impor tersebut berasal dari TiongkokDiperkirakan potensi impor dari Tiongkok sampai akhir tahun nanti mencapai 200 juta unit"Biasanya, penurunan impor terjadi pada Februari selama 2-3 minggu karena perayaan hari rayaSerta, merayakan hari kemerdekaan pada bulan Oktober," tandasnya.
Sedangkan tahun lalu dari 200 juta unit, 160 juta unit di antaranya impor dan sebanyak 40 juta unit hasil produksi sendiriMembanjirnya LHE asal Tiongkok membuat industri susah bergerakSaat ini, utilitas industri lampu dalam negeri hanya 20 persen dari total kapasitas 200 juta"Kondisi ini tidak beda jauh dari tahun sebelumnyaTotal impor 103 juta unit tersebut diproduksi oleh 33 pabrik besar dan kecil Tiongkok," ucap dia.
Untuk menekan dominasi produk Tiongkok, Aperlindo berniat menyurati Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi dan Dirjen Kerjasama Industri Internasional (KII) Kementerian PerindustrianSurat tersebut menyatakan keinginan mendatangkan impor lampu dari IndiaKarena, produksi lampu dari negara tersebut sangat besar sehingga dapat menjadi pesaing TiongkokSelain mendatangkan lampu dari India, ke depan diharapkan dapat menyerap investasi di sektor perlampuan.
Secara terpisah, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi mengatakan masuknya produk impor LHE untuk mengisi kapasitas produksi yang tidak terpakai (idle capacity)Karena itu, kapasitas produksi LHE dalam negeri dinilai masih mencukupi.
Dijelaskan secara mendetail produsen LHE nasional memiliki kelemahanYakni, belum bisa membuat komponen IC yang dipakai untuk mengontrol arus listrikHarga per unit mencapai ratusan ribu rupiahSedangkan untuk jenis lampu lain bisa mencapai dua juta rupiahUntuk memenuhi komponen tersebut pabrikan impor dari Taiwan.
Kendati demikian, pihaknya tetap mewaspadai peredaran lampu impor yang tidak sesuai dengan standar"Lonjakan lampu impor yang tidak sesuai standar harus bisa ditekanKarena harus punya SNI wajib dan masuk melalui lima pelabuhan sesuai Permedag," kata dia(res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indal Tambah Produksi untuk Pacu Ekspor
Redaktur : Tim Redaksi