Jayaland Garap Investor Properti

Jumat, 25 Agustus 2017 – 01:28 WIB
Ilustrasi perumahan. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Stagnasi pertumbuhan ekonomi membuat pengembang properti memilih membangun produk yang sesuai dengan kondisi pasar.

Mayoritas konsumen kini menghendaki properti kurang dari Rp 1,5 miliar.

BACA JUGA: Hamdalah, Bisnis Properti di Batam Kembali Membaik

Kepala Strategi Bisnis Unit PT Jayaland Samson Suryanto menyatakan, pasar di atas harga psikologis tersebut cenderung stagnan.

Sebaliknya, segmen dengan harga kurang dari Rp 1,5 miliar masih diminati end user maupun investor.

BACA JUGA: Generasi Milenial Makin Sulit Punya Rumah Tapak

”Sebelumnya, kami berencana kembangkan rumah tipe besar. Tapi, dengan kondisi ekonomi seperti sekarang, manajemen membolehkan untuk bangun tipe yang lebih kecil,’’ kata Samson kemarin (23/8).

Jayaland mengembangkan produk non-cluster di boulevard utama Distrik Valencia, yaitu Valencia Strait.

BACA JUGA: Ketidakpastian Bikin Generasi Milenial Enggan Cepat-cepat Beli Hunian

Lokasi produk itu dekat dengan bangunan komersial berupa ruko.

’’Terletak di akses utama yang berbatasan langsung dengan rencana Jalan Lingkar Timur Dalam,’’ paparnya.

Produk non-cluster tersebut terdiri atas 81 unit yang memiliki empat tipe dengan nilai proyek sekitar Rp 60 miliar.

Samson optimistis akses itu bisa mendongkrak penjualan.

Apalagi, rumah tapak dinilai masih menjadi incaran pembeli properti.

’’Dapat dikatakan dari segi luas bangunan, cukup bersaing jika dibandingkan dengan apartemen,’’ tuturnya.

Distrik Valencia memiliki luas 33 hektare. Sejak dipasarkan pada 2011, distrik tersebut terdiri atas lima cluster.

Yakni, Valencia Residence, Valencia Garden, Valencia Terrace, Valencia Spring, dan Valencia Icon.

Manajer Pemasaran Jayaland Ali Chusayyidin menambahkan, sekitar 60 persen pembeli properti di Jayaland dipakai sendiri. Sisanya merupakan investor.

Jayaland secara khusus membidik pasar investor sejak 2015 agar proyek properti berkembang positif.

’’Kalau ada kombinasi antara end user dan investor, lingkungan jadi lebih terjaga,’’ ucapnya.

Lagipula, investor biasanya mempertahankan investasinya selama satu hingga dua tahun.

Setelah itu, properti tersebut dijual kepada tangan kedua yang mayoritas merupakan end user.

’’Jadi, properti itu pada akhirnya akan dihuni,’’ paparnya. (res/c18/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bidik Mahasiswa dan Dosen, Evenciio Margonda Sediakan Digital Library Gratis


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
properti  

Terpopuler