Jeirry Sumampow: Terlalu Dini Menuntut Penundaan Pilkada 2020

Senin, 21 September 2020 – 19:41 WIB
Ilustrasi Pilkada 2020. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow menilai tuntutan agar pelaksanaan Pilkada 2020 ditunda, terlalu dini disuarakan.

Menurut Jeirry, seharusnya pihak yang menuntut penundaan melihat terlebih dahulu seberapa serius upaya-upaya yang dilakukan dalam mengantisipasi dampak pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Pilkada 2020 Diusulkan Ditunda, Apa Tanggapan Gibran bin Jokowi?

"Keselamatan rakyat tentu penting menjadi perhatian paling tinggi. Pertanyaannya, apakah perhatian itu sudah dilaksanakan dengan baik? Perlu ada evaluasi untuk melihat di mana letak persoalannya. Bukan dengan buru-buru mengusulkan penundaan pilkada," ujar Jeirry dalam keterangannya, Senin (21/9).

Jeirry menyebut, penundaan pilkada boleh saja.

BACA JUGA: Istana Pastikan Pilkada 2020 Dilaksanakan Sesuai Jadwal, Ini Alasannya

Namun, jika dilakukan tanpa ada evaluasi mendalam dan memetakan letak persoalan, itu hanyalah tindakan yang terburu-buru.

"Cara menangani persoalan memang cenderung cari gampang. Bukan lihat dan mendalami persoalan lalu cari solusi, tetapi cenderung mencari kambing hitam," ucapnya.

BACA JUGA: Fadli Zon Sepakat dengan Pak JK, Tunda Pilkada Serentak 2020 

Menurut Jeirry, sikap mencari kambing hitam bahkan terjadi mulai dari persoalan yang sifatnya remeh-temeh, sampai persoalan yang serius dan rumit.

"Kami menilai bahwa cara inilah yang terjadi dalam kasus tuntutan penundaan pilkada. Jika begini, memang bakal repot terus ke depan, tak akan ada kepastian," katanya.

Jeirry mengatakan, sangat tidak tepat pilkada dijadikan kambing hitam atas kegagalan dalam menangani penyebaran pandemi Covid-19.

Menurutnya, jika yang menjadi alasan penundaan karena khawatir terjadi penumpukan massa, tidak berbeda dengan aktivitas di pasar tanpa protokol Covid-19 yang ketat.

Jeirry menyimpulkan, ada ketidakberesan penyelenggara yang tak mengantisipasi tahapan pendaftaran calon beberapa waktu lalu, sehingga menjadi ramai diperbincangkan sebagai pembuat klaster penularan Covid-19 baru.

"Lagi-lagi, ketidakberdayaan terhadap pandemi Covid-19 seolah dijadikan tameng untuk membenarkan kinerja penyelenggara yang tak becus," pungkas Jeirry. (gir/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler