jpnn.com, JAKARTA - Kabar soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan perpanjangan periode kekuasaannya mengemuka lagi.
Pemicunya ialah pernyataan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu.
BACA JUGA: Jokowi Menyetujui Permohonan Mahfud MD, Lalu Titip Pesan
Aktivis Reformasi 1998 itu membeber perbedaan dukungan politik antara PDIP dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024.
Adian menilai Jokowi tidak mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung PDIP.
BACA JUGA: BTN Beber Dampak Positif Insentif Jokowi Untuk Sektor Properti
Legislator PDIP di DPR itu menyebut perbedaan politik tersebut disebabkan penolakan partainya atas keinginan tentang perpanjangan masa jabatan Jokowi di kursi kepresidenan.
Wacana soal perpanjangan masa jabatan presiden itu mengemuka pada kuartal pertama 2021.
BACA JUGA: Program Unggulan Ganjar-Mahfud Berbasis Pembangunan SDM Unggul
Pada masa pandemi Covid-19 itu muncul wacana tentang penambahan masa jabatan presiden melalui amendemen UUD 1945.
Pada saat itu, Menko Polhukam Mahfud MD menduga ada tiga kemungkinan tentang pihak-pihak yang mendorong amendemen UUD 1945 demi mengubah batasan jabatan presiden dua periode.
Satu, pihak-pihak yang ingin menjerumuskan Jokowi dengan membawa ide masa jabatan presiden tiga periode.
Dua, ada yang mau menampar muka atau mempermalukan Presiden Jokowi. Tiga, pihak yang menginginkan jabatan presiden bisa tiga periode sedang mencari muka.
Mahfud termasuk yang menentang ide perpanjangan masa jabatan presiden itu.
"Kita konsisten saja, batasi jabatan presiden dua periode," ujar Mahfud melalui akunnya di Twitter pada 15 Maret 2021.(jpnn.com)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi