Jejak Nur Said yang Tertinggal di Rumah Pasangan Hartoyo-Suryani

Datang Saat Musim Tembakau, Telepon Suruh Anak

Senin, 27 Juli 2009 – 09:03 WIB
Hartoyo, kakak ipar Nur Said, di rumahnya pada Jumat (24/7) Foto : Mukhtar Lutfi/ Radar Semarang

 
 Nur Said sebenarnya tidak benar-benar "menghilang" dari pergaulan keluargaDia sering berkomunikasi dengan Hartoyo, kakak iparnya, hingga beberapa minggu sebelum bom JW Marriott dan Ritz-Carlton meledak

BACA JUGA: Baridin, Mertua Noordin M. Top yang Diburu Densus 88


 
 
  MUKHTAR LUTFI, Temanggung
 

 Bila keluarga di Temanggung mengaku terakhir bertemu Nur Said pada 2004 (saat pernikahan adik Nur Said) dan keluarga di Klaten (mertua) pada 2001, tidak demikian halnya dengan pasangan Hartoyo-Suryani
Suryani merupakan kakak kandung Nur Said yang kini tinggal di Dusun Semen, Desa Pager Gunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung.
 
Tempat tinggal keluarga itu sekitar 60 km dari rumah orang tuan Nur Said di Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung

BACA JUGA: Menelusuri Jejak Ibrahim, Penata Bunga yang Lenyap Bersama Ledakan Bom

Namun, untuk mencapai tempat tersebut tidak mudah
Sebab, kedua lokasi itu dipisah oleh Gunung Sumbing

BACA JUGA: Menelusuri Jejak Hendrawan, Teroris Pelarian Perencana Bom Bandara Changi, Singapura

Rumah orang tua Nur Said bereda di lereng barat, sedangkan rumah Hartoyo-Suryani di lereng timur.
 
Mereka mengaku masih sering berkomunikasi dengan pria yang juga memiliki nama lain Nur Sahid, Nur Hasdi, dan Nur Hasbi itu hingga beberapa minggu sebelum peladakan bom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton"Rutin kok, kami masih sering berkomunikasiBahkan, setahun lalu dia mampir ke sini," ujar Hartoyo kepada Radar Semarang (Jawa Pos Group)
 
Meski sering berhubungan, kata dia, Nur Said sangat hati-hatiBila komunikasi melalui telepon, Nur Said meminta anak pertamanya, Muna, yang ngomongNur Said hanya mendengarkan di sebelahnyaHartoyo mengetahui Nur Said berada di samping Muna saat berkomunikasi karena selalu bertanya di mana bapaknya"Dijawab Muna, ?ini (bapak) ada di sebelah," katanya. 
 
Hartoyo juga mengatakan bahwa Nur Said sering ganti nomor handphoneKalau seperti itu, dia hanya menunggu keluarga Nur Said menelepon terlebih dahulu
  "Dalam waktu setahun ini, belum pernah bertemu langsungTetapi, biasanya anaknya telepon ke sini atau kami yang telepon anaknyaYang ngomong di handpohone bukan Nur Said langsungItu pun kalau handphone-nya tidak ganti nomor," tutur pria 42 tahun itu.
 
Lantas, di mana mereka? Menurut Hartoyo, keluarga adik iparnya itu selalu berpindah tempatKadang di Semarang dan kadang di Klaten"Kalau persisnya, saya tidak tahuSoalnya, ngoborlnya selalu sama si Muna," tambahnyaSaat berbicara lewat handphone itu pun tidak pernah berbicara macam-macam selain bertanya soal kabar keluarga.
  Hartoyo lantas menceritakan pertemuannya dengan Nur Said setahun laluTepatnya sebelum Lebaran tahun lalu dan di Temanggung saat itu musim tembakau (Temanggung memang dikenal sebagai penghasil tembakau terbesar di Jateng, selain Boyolali).
  Hartoyo ingat betul bahwa saat itu Nur Said bersama MunaNur Said datang tergopoh-gopoh dengan membawa sepeda motor yang rantainya rusakDia meminta tolong Hartoyo untuk membetulkan rantai motornya itu"Biasa, kalau musim tembakau, dia mampir ke siniSaat itu dia bilang rantai sepeda motornya kendur," kata dia.
 
Saat itu Nur Said juga sempat masuk rumah Hartoyo, tapi hanya sebentar"Dia masuk, makan, dan ketemu istri sayaSelesai makan, (dia) keluar lagiDan, itu berjalan sekejap," tambah petani tembakau itu.Dalam pertemuan "sekajap" itu, Nur Said juga meminta maaf tidak bisa datang pada acara pernikahan anak HartoyoKetika itu, Hartoyo memang akan menikahkan putrinya.Nur Said juga bercerita sedang sibuk dengan profesinya sebagai tukang kunci dan kacamataAda dua tempat yang menjadi sasaran bisnis Nur SaidYaitu, di Boja, Kabupaten Semarang, dan di Klaten
 
"Tidak ada keluarga Temanggung yang sering ke sana (rumah Nur Said, Red)Cuma, saat saya silaturahmi ke saudara di Weleri (Semarang) dan adik istri saya di Kendal, kami mampir ke rumah Said di Boja itu," tutur HartoyoNamun, dia hanya bertemu dengan Dwi Pratiwi, istri Nur SaidYang juga diingat Hartoyo dari kunjungan Nur Said adalah permintaan Muna kepada dirinyaKeponakannya itu meminta sepatu dan tas"Muna bilang, ?Pak Dhe (paman), kalau saya naik kelas dan ranking satu, saya dibelikan tas sama sepatu ya?," kata Hartoyo yang mengaku sedih jika ingat permintaan tersebut karena hingga sekarang belum terlaksana
 
Setelah kunjungan itu, Hartoyo tidak pernah bertemu lagi dengan Nur SaidBahkan, dia juga tidak tahu ke mana Nur Said dan anaknya setelah dari rumahnya tersebut"Setelah makan dan berpamitan, dia pulang entah ke manaSaya juga tidak sempat bertanya ke mana akan pulangPulangnya dulu kira-kira jam 14.30," ujarnya.
 
Sejak peristiwa bom JW Marriott dan Ritz-Carlton, kemudian nama Nur Said disebut-sebut terlibat peledakan itu, Hartoyo mengaku sama sekali belum pernah berkomunikasi lagiDia berharap, kalau memang tidak terlibat, Nur Said segera muncul dan berkumpul dengan keluargaBagaimana kalau dia betul-betul terlibat? "Ya, terserah Gusti AllahKeluarga hanya ingin dia kembali dalam keadaan sehat," tegas Hartoyo(nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berlogat Melayu, Istri Beri Les Inggris Gratis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler