Jejak Pelaku Terendus ke Kampus

Rabu, 28 Desember 2016 – 10:49 WIB
Petugas kepolisian menggunakan anjing pelacak K9 untuk mencari jejak pelaku pembunuhan di Pulo Mas Utara yang menewaskan 6 orang meninggal, Jakarta, Selasa (27/12/2016). Foto: HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

jpnn.com - JPNN.com – Kasus pembunuhan dengan cara menyekap 11 orang di kamar mandi kecil di rumah mewah milik keluarga Dodo Triono di Perumahan Pulo Mas Residence, Jalan Pulo Mas Utara nomor 7A, Kelurahan Pulo Mas, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur masih bersaput misteri.

Satu-satunya petunjuk yang dimiliki polisi adalah anjing K-9 yang mengendus jejak pelaku hingga ke Institut Bisnis dan Multimedia (IBM) Asmi.

BACA JUGA: Kriminolog: Kasus Pulomas, Pembunuhan Tersadis 2016

Tepatnya di Jalan Pacuan Kuda, Pulo Mas. Rumah korban dan kampus berjarak sekitar 5 km.

Motif pembunuhan sadis itu pun masih gelap. Sejumlah spekulasi pun merebak. Apalagi, Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Argo Yuwono menyatakan bahwa rumah dalam keadaan rapi.

BACA JUGA: Sang Ibu: Ini Kejam Banget!

Meski belum kelar diselidiki, Argo juga menyebut kemungkinan pelakunya tidak mengambil barang berharga dari rumah.

''Tapi, ini belum dipastikan ya. Soalnya semuanya dalam keadaan rapi, dan sekilas tidak ada barang yang hilang,'' katanya, dalam jumpa pers tadi malam.

Menurut Argo motif kasus ini memang masih gelap. ''Kami cenderung motifnya sesuatu yang tersembunyi. Entah itu ada dokumen berharga yang jadi rebutan, atau dendam. Bukan perampokan murni,'' ucapnya.

Sebab, jika perampokan murni, maka pasti akan terlihat tidak ada basa-basi di TKP. ''Pintu lemari yang dibuka paksa, atau rumah acak-acakan. Seperti itulah. Namun, TKP sangat rapi,'' imbuhnya.

Spekulasi ini makin kuat setelah salah satu kerabat korban yang bernama Dewi menyatakan bahwa motifnya adalah soal tender. Yakni, Dodi Triono, 59, baru saja menang tender rehabilitasi fasilitas olahraga dalam Asian Games dengan nilai cukup besar. Selain itu, Dodo Triono ini juga mempunyai tiga istri. Salah satu fakta yang bisa menjadi motif pembunuhannya.

Di sisi lain, sumber tersebut meyakini bahwa ini juga bukan pembunuhan murni. Sebab, cara membunuhnya terlalu rumit, dan beresiko korban bisa menyelamatkan diri.

''Jika anda adalah pembunuh bayaran, maka tentu anda tidak akan membunuhnya dengan cara menjejalkan sebelas orang ke dalam kamar mandi kecil lalu ditinggal begitu saja,'' paparnya.

Kecuali jika dikasih gas beracun, sehingga semua korban tewas. ''Kami tak menemukan jejak gas beracun. Jadi, jika ditinggal begitu saja, ada kemungkinan korban bisa mendobrak pintu, atau ada orang yang masuk lalu menyelamatkannya,'' tambahnya.

Lalu, jika bukan perampokan murni dan juga bukan pembunuhan murni lalu apa kira-kira peristiwa ini? Sumber tersebut mengatakan inilah yang hendak dipastikan penyidik dalam waktu cepat.

''Karena ini dasar penyelidikan kami. Jika kami belum bisa memastikan apakah ini perampokan atau pembunuhan, tentu akan sulit untuk melangkah. Sementara ini, kami melakukan penyelidikan berdasarkan dua asumsi ini,'' terangnya.

''Ada yang melangkah dengan asumsi ini pembunuhan, dan ada tim yang melakukan perburuan berdasarkan asumsi ini perampokan,'' tambahnya.

Saat kejadian berlangsung Argo menjelaskan, K9 yang dikerahkan petugas telah menyisiri beberapa lokasi. Mulai dari halaman rumah korban hingga kampus IBM Asmi.

Dia menyebutkan, jejak dan bau pelaku sempat mengarah ke kampus tersebut. ”Mungkin sempat melintas saja,” katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Disaster Victim Investigation (DVI) Mabes Polri, Kombes Pol Anton Castilani menyebutkan bahwa dugaan sementara penyebab utama kematian adalah karena kehabisan oksigen.

''Melihat deskripsinya, ada sebelas orang dalam ruangan yang begitu kecil tanpa ventilasi, tentu kapasitas oksigen terbatas,'' terangnya.

''Ditambah dengan panik, dan ada pergerakan banyak untuk menjebol atap, maka persediaan oksigen cepat habis,'' tambahnya.

Soal motif, Argo menyatakan bahwa hingga tadi malam pihaknya memang masih belum bisa memastikan.

''Entah itu soal rival kontraktor dalam perebutan tender, atau pun istri-istri korban. Semuanya masih belum kami periksa,'' ucap mantan Kabidhumas Polda Jatim tersebut.

Hanya, Argo menyatakan pihaknya tidak ingin berspekulasi manapun. Dan penyidik selalu melangkah berdasarkan fakta-fakta yang ada di TKP.

''Kami tak ingin berandai-andai. Apalagi, korban yang selamat juga mengaku telah melihat wajah sejumlah pelaku,'' terangnya. Prioritas saat ini adalah menyembuhkan dan menjaga betul saksi-saksi kunci terhadap kasus ini. (sam)

 


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler