jpnn.com - JPNN.com--Koordinator Indonesia Crime Analyst Forum (ICAF) Mustofa Nahrawardaya mengatakan, pembunuhan di Pulomas adalah yang tersadis sepanjang 2016.
Dikatakan sadis karena pembunuhnya membiarkan korbannya meninggal pelan-pelan.
BACA JUGA: Aduhh..Mbak Widya Ternyata Pintar Menipu Orang
Pelaku juga meninggalkan saksi yang dibiarkan melihat korban lainnya meninggal.
"Ini adalah pembunuhan tersadis di 2016. Dan ini adalah kasus besar yang harus dituntaskan kepolisian," kata Mustofa di Jakarta, Rabu (28/12).
BACA JUGA: Kanjeng Dimas Gentong dan 100 Korban Janji Manis
Dari penilaian Mustofa, para pelaku pembunuhan mengincar sesuatu dari korban yang seorang arsitek.
Karena keinginannya tidak terpenuhi, pelaku membunuh korban-korbannya.
BACA JUGA: Isi Waktu Liburan Al Malah Babak Belur
"Kalau dilihat dari kronologisnya, pelaku ini masih punya perasaan juga karena lima korban lainnya (yang dinilai tidak berkepentingan) dibiarkan hidup. Namun, bisa juga pelaku sudah "bosan" sehingga tidak menambahkan daftar korbannya meski korban hidup ini akan mengalami traumatis," paparnya.
Seperti diberitakan, sebelas orang di rumah Dodi Triono disekap di kamar mandi sejak Senin (26/12) sore.
Keberadaan mereka baru diketahui pada Selasa (27/12) pagi.
Namun, enam orang sudah dalam kondisi tewas. Yakni Dodi Triono (59), Andra Putri (16), Dianita Gemma Dzalfayla (9), Amel, serta dua sopir bernama Yanto dan Tasrok.
Sedangkan lima orang lainnya masih dalam kondisi hidup. Yaitu Emi (41), Zanette Kalila Aazaria (13); Santi (22), Fitriyanim (23) dan Windy (23).
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terus Melawan Meski Dada Kena Celurit, Akhirnya..Heroik
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad