Lewat Facebook dan Whatsapp, warga semakin tergerak membantu korban gempa di Palu dan Donggala.

Berbagai kalangan, baik individu maupun melalui kelompok, terus berupaya mencoba meringankan beban para korban gempa bumi dan tsunami tersebut dengan memanfaatkan teknologi.

BACA JUGA: Pemkot di Australia Tak Lagi Gunakan Doa Kristiani Sebelum Memulai Acara

Seperti yang dilakukan Annisah K Fitri yang pernah tinggal di Melbourne, Australia dan kini telah kembali ke Yogyakarta.

Pada awalnya Anisah mencoba menghubungi Mutia, warga asal Palu yang suaminya juga pernah belajar RMIT Melbourne. Baca kisah Mutia dan keluarganya saat gempa disini.

BACA JUGA: Australia Tambah Bantuan Lebih dari Rp 54 Miliar Untuk Korban Gempa Sulawesi

Dari awalnya yang ingin membantu Mutia dan anak-anaknya yang harus tidur di luar, Anisah kemudian mengajak teman-teman lainnya yang pernah tinggal di Melblourne untuk menggalang dana di halaman Facebook-nya.

Ia menyalurkannya langsung dengan salah satu warga yang memiliki akses ke keluarga korban di kabupaten Mamuju, dekat Palu dan Makassar.

BACA JUGA: Analisa Pakar Australia, Tsunami Palu Disebabkan Longsor Bawah Laut

"Kita mendapatkan informasi dari relawan disana jika tempat-tempat penampungan masih kekurangan kebutuhan, terutama popok bayi, pembalut perempuan, susu kotak yang bisa diminum anak-anak langsung," ujar Anisah.

"Sekarang kita sedang membuat daftar untuk barang-barang yang difokuskan bagi ibu dan anak."

Dana yang berhasil digalang kemudian akan diberikan ke Ridwan Alimuddin, yang juga Ketua dari gerakan literasi Perahu Pustaka di Sulawesi.

Anisah mengatakan Ridwan kemudian akan bertanggung jawab untuk berbelanja di Mamuju untuk dikirim ke Palu.Rayakan ulang tahun dengan menggalang dana Photo: Adam baru berulang tahun ke-9 dan ingin bantu korban gempa dengan menjual mainan dan buku-bukunya. (Foto: Koleksi Diena Said)

Sementara itu upaya penggalangan dana terus dilakukan oleh sejumlah komunitas Indonesia di Australia. Salah satunya adalah Adam.

Adam baru saja menginjak usia sembilan tahun. Tapi khusus tahun ini ia tidak ingin merayakan ulang tahunnya. Ia ingin membuatnya spesial dengan menggalang dana bagi korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.

Diena Said, ibu dari Adam asal Jakarta yang sudah tinggal di Melbourne sejak 2009 mengatakan Adam tergerak hatinya untuk menolong setelah melihat berita dan video soal Palu.

"Awalnya malam-malam saya dan anak-anak sedang berbaring di tempat tidur dan melihat kiriman soal Palu di Whatsapp," ujar Diena saat dihubungi Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.

"Adam tiba-tiba mengatakan, 'I'm so sad' [saya sedih sekali]".

"We should do charity [kita harus melakukan amal," ujar Adam kepada ibunya malam itu.

Diena mengatakan Adam teringat dengan sisa uangnya dari hadiah lebaran yang berjumlah $20, atau lebih dari Rp 200 ribu. Adam pun meminta ibunya untuk menyumbangkan bagi korban di Sulawesi Tengah.

"Tapi ia juga mengatakan kalau perlu uang lebih banyak, kemudian muncul ide untuk menjual mainan dan buku-bukunya yang sudah tidak terpakai."

Untuk persiapan menjelang hari Minggu, Diena mengaku hanya mengumumkan acaranya melalui jejaring sosial. Ia mengatakan sudah cukup mendapat banyak respon.

Rencananya Adam akan menggelar 'Garage Sale' di rumah orang tuanya di kawasan Pascoe Vale, Melbourne hari Minggu mendatang (7/10).

BACA ARTIKEL LAINNYA... Turis Backpacker Kembali Ungkap Pengalaman Buruk Bekerja Sambil Berwisata Di Australia

Berita Terkait